blank
TUNTAS : Pekerjaan merobohkan pagar besi keliling pembatas penonton dengan pemain, dan tembok keliling stadion yang direhab total di era Bupati H. Basuki Widodo (alm), tuntas Sabtu (19/10.2019) siang. Foto : SB/Wahono

BLORA – Tuntas sudah pekerjaan penggempuran (perobohan) pagar besi dan tembok keliling Stadion Kridosono, Blora, Jawa Tengah. Pekerjaan selanjutnya membersihkan bongkahan bekas tembok dan tiang-tiang beton.

Sabtu (19/10/2019) siang, alat berat jenis backhoe mulai bertugas mengais dan mengumpulkan pecahan-pecahan tembok untuk dikumpulkan dalam beberapa titik, sebelum material bekas itu dibersihkan.

“Sekarang jadi tampak luas dan terbuka, tapi Blora tidak lagi punya stadion,” ungkap Supriyadi (54), salah satu dari kerumunan warga yang datang menyaksikan pembongkaran tembok dari pinggir timur eks Stadion Kridosono.

Pantauan Suarabaru.id, melihat alat berat backhoe mengakhiri tugasnya dengan menggempur tembok sisi selatan (utara gedung SMK Negeri 2), mulai dari barat hingga ujung timur.

Tembok paling akhir yang dirobohkan, berada sudut selatan sisi timur, selanjutnya backhoe tampak mondar-mandir mengumpulkan bongkahan-bongkahan eks tembok stadion, dan potongan-potongan tiang beton.

“Setelah pembersihan bekas material tembok, nanti dilanjutkan penataan keliling,” kata salah satu pekerja.

Dipertahankan

Dijelaskan kembali oleh Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan Pariwisata (Dinporabudpar) setempat, H. Slamet Pamudji, tribun utama sisi barat dan tribun timur tetap dipertahankan.

blank
LANCAR : Sekitar tiga hari, alat berat jenis backhoe dengan lancar menggempur tembok kelilling Stadion Kridosono, Kota Blora. Foto : SB/Wahono

Seperti diberitakan Rabu (16/10/2019), Kabupaten Blora kini tidak lagi memiliki fasilitas stadion sepak bola standar PSSI. Sebabnya, stadion satu-satunya yang ada di kabupaten penghasil kayu jati, tembok dan pagar besi keliling dirobohkan.

“Seharusnya dibangun baru dulu, baru digempur, ini aneh juga,” tandas Seno Margo Utamo, aktivis pemerhati sosial dan olahraga di Blora.

Menurutnya, dengan dirobohkannya tembok dan pagar pembatas pemain dengan penonton, jadilah Blora satu-satunya kabupaten/kota di Jateng bahkan di Pulau Jawa yang tidak memiliki stadion olahraga sepakbola.

Tejo Prabowo, mantan pemain sepak bola dan aktivis olahraga di Blora, mengaku sedih dengan digempurnya fasilitas stadion Kridosono, karena daerahnya tidak lagi memiliki stadion kebanggaan masyarakat.

“Harusnya dibangun dulu baru dibongkar. Fair saja saya sedih melihatnya, karena penggempuran ini ini tanpa planing yang jelas,” ungkapnya.

Dijelaskan Kepala Dinporabudpar Blora, tujuan penggempuran pagar dan tembok keliling stadion, nantinya tetap difungsikan untuk kepetingan publik yang lebih luas, jadi taman terbuka hijau (RTH), dan masih bisa untuk olahraga.

“Ini kami sedang menjalankan perintah Pemkab. Nanti masih bisa untuk sepakbola SSB, dan olahraga lainnya, hanya saja jadi ruang terbuka tanpa tembok keliling,” jelas Mumuk, panggilan Slamet Pamudji.

Dijelaskan, tribun barat dan tribun timur, tetap dipertahankan berdiri. Setelah tembok dan pagar besi keliling roboh akan terus ditata. Selain itu, akan dibangun trotoar ramah difabel di sisi barat, dan timur.

“Pemkab akan membangun stadion baru yang lebih representatif, rencananya dimulai pada tahun anggaran (TA) 2021 mendatang,” jelas Kepala Dinporabudpar, H. Slamet Pamudji.

Suarabaru.id/Wahono