blank
Para pihak terkait pelaksanaan reaktivasi Bandara Ngloram, Blora, menandatangani nota kesepahaman (MoU) pembangunan lanjutan TA 2020 di Hotel Borobudur, Jakarta. (Foto : SB/Hms-Setbla).

JAKARTA – Proyek reaktivasi (pengaktifan kembali)  bandar udara Ngloram, di wilayah Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, akan terus berlanjut dan rampung dalam tahun anggaran (TA) 2020.

Sebagai bentuk kelanjutan pembangunan dan pengembangan bandara, Kemenhub, Pemprov Jateng dan Pemkab Blora, Jumat (18/10/2019), melaksanakan penandatanganan nota kesepahaman bersama (MoU).

Prosesi penandatanganan dilaksanakan di Hotel Borobudur, Jakarta, dihadiri Direktur Jendral (Dirjen) Perhubungan Udara, P. Banguningsih Pramesti, Gubernur H. Ganjar Pranowo diwakili Kepala Dinas Perhubungan Jateng, Satriyo Hidayat, dan Bupati Blora H. Djoko Nugroho.

“Penandatangan MoU, disaksikan langsung Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi,” jelas Kabag Humas dan Protokol Setda Blora, Mulyowati.

Menhub RI, Budi Karya Sumadi, mengapresiasi penandatanganan MoU pembangunan, dan pengembangan bandara Blora pada TA 2020, kata Mulyowati melalui telepon.

Pemerintah berkomitmen meningkatkan perhubungan, dan konektivitas antardaerah guna mendukung peningkatan ekonomi, salah satunya pengaktifan kembali Bandara Ngloram, kata Menhub RI.

Bandara Ngloram, lanjutnya, berada di tengah antara Semarang, Surabaya dan Solo, maka sangat berpotensi untuk dikembangkan.

Untuk itu, Budi Karya Sumadi berharap pemerintah daerah bisa ikut mendukung pengembangan pembebasan lahannya, dan peningkatan akses jalan.

“Kami targetkan akhir 2020 sudah jadi,  sudah tuntas semuanya,” tandas Kemenhub Budi Karya Sumadi ditirukan Kabag Humas dan Protokol Setda Blora, Mulyowati.

Di sela-sela penandatanganan nota kesepahaman, Bupati Blora Djoko Nugroho, mengungkapkan MoU ini kabar baik yang harus disambut dengan positif.

“Bandara Blora, besok akan kami namakan Bandara Aryo Penangsang, raja Kerajaan Jipang yang dulu berada di wilayah Kecamatan Cepu, Blora,” katanya.

blank
Bupati Blora, H. Djoko Nugroho (tengah baju putih), tampak optimis dengan pengembangan Bandara Ngloram yang ditarget rampung akhir 2020 depan. (Foto : SB/Hms-Setbla)

Pintu Investasi

Bupati Djoko Nugroho berharap, reaktifasi Bandara Ngloram nantinya membuka akses ke Blora semakin mudah, dan Pemkab siap membuka pintu investasi selebar-lebarnya.

Diberitakan sebelumnya, pelaksanaan reaktivasi Bandara Blora yang berlokasi Desa Ngloram, Keamatan Cepu, berjalan lancar. Pemkab optimis akhir 2019 ini pembangunan beres dan bisa didarati pesawat carter.

Sebelumnya pada akhir September 2029, Kemenhub Republik Indonesia, melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (DJPU), melaksanakan rapat koordinasi terkait optimalisasi pembangunan Bandara Blora.

Rapat dipimpin oleh Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) Perhubungan Udara, Nur Isnin Istiartono, dihadiri Wabup  H. Arief, Asisten II Sekda Suryanto, dan Kepala Dinrumkimhub Blora, Pratikto Nugroho.

Pejabat Sesditjen Perhubungan Udara, Nur Isnin Istiartono, menyampaikan bahwa rapat kali ini untuk keperluan evaluasi, monitoring, percepatan pembangunan, dan persiapan rencana operasi Bandara.

Isnin mendesak agar semuanya bisa selesai tepat waktu, sehingga akhir 2019 nanti sudah bisa didarati pesawat charter terlebih dahulu, pembangunan selanjutnya digarap 2020.

Di forum yang sama, Abdul Rozzaq, mewakili pejabat Satuan Pelaksana Pembangunan Bandara Ngloram, menyampaikan bahwa saat ini sejumlah pekerjaan sedang dilaksanakan, dan semuanya sesuai jadwal.

Menurut Rozzaq, untuk pekerjaan perpanjangan runway 300 meter kali 30 meter, rekonstruksi runway lama, taxiway, dan marking, saat ini sudah proses pengurugan dan pemadatan base course.

“Sudah persiapan gelar hotmix, dengan target selesai 24 Desember 2019,” kata Abdul Rozzaq.

Adapun pekerjaan penyusunan Rancangan Teknik Terinci (RTT) fasilitas sisi udara dan sisi darat sudah mencapai 50 persen, target rampung 30 Desember 2019.

“Saat ini sudah pemasangan pagar BRC, dan razor,” tambah Abdul Rozzaq.

Dari penjelasan Rozzaq, Sesditjen Perhubungan Udara, Nur Isnin Istiartono, optimis pekerjaan tahun ini tetap on schedule, dan akhir 2019 sudah bisa didarati pesawat carter ATR 42 atau ATR 72 Restricted Take Off Weight (RTWO).

Suarabaru.id/Wahono