blank
Bupati Wonosobo Eko Purnomo tengah memeriksa pasukan dengan berkeliling menaiki mobil patroli. (Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka)

WONOSOBO-Bupati Wonosobo Eko Purnomo mengatakan sejarah telah mencatat TNI dilahirkan dari Rahim rakyat. Bahkan, Panglima Besar TNI Jendral Sudirman menyatakan hubungan TNI dan rakyat ibarat ikan dan air.

“Ikan tidak akan hidup tanpa air. Demikian pula TNI tidak bisa hidup tanpa rakyat. Rakyatlah yang mengandung, merawat dan membesarkan TNI. TNI harus menegaskan jati diri sebagai tentara rakyat. TNI dan rakyat harus menyatu dan manunggal,” katanya.

Eko Purnomo mengatakan hal itu, saat menjadi Inspektur Upacara dalam peringatan HUT TNI ke-74 yang digelar Kodim 0707 di Alun-alun Wonosobo, Senin (14/10). Bertindak sebagai Komandan Upacara Kapten Inf Bintarto Danramil Watumalang.

Acara dimeriahkan dengan tari perjuangan dari siswa-siswi SMP Negeri 1 Wonosobo dan lomba Drumband tingkat Jawa Tengah-DIY. Upacara diikuti anggota TNI-Polri, ASN, pelajar, organisasi masyarakat dan pemuda.

Bupati Wonosobo juga menyampaikan masyarakat dan Pemkab Wonosobo berterimakasih atas dedikasi TNI, khususnya jajaran Kodim 0707, yang senantiasa hadir bersama rakyat. Selalu menjalin sinergitas dengan Pemkab Wonosobo dan unsur vertikal lainnya.

“Saya mengucapkan selamat dan sukses HUT TNI ke-74. Semoga diusianya yang telah matang, TNI semakin professional, hebat dan tangguh dan teruslah menjadi kebanggaan masyarakat.
TNI adalah tentara rakyat, pejuang, tentara nasional yang profesional,” katanya.

blank
Sejumlah ASN Pemkab Wonosobo mengikuti Upacara HUT TNI ke-74 yang digelar Kodim 0707 di Alun-Alun setempat. (Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka)

Sebagai bangsa yang majemuk, imbuhnya, rakyat harus bangga memiliki TNI. TNI harus menempatkan diri sebagai perekat kemajemukan dan menjaga persatuan Indonesia. Sebagai Tentara Nasional, TNI tidak boleh tersekat-sekat dalam kotak suku, agama dan golongan.

“TNI adalah satu, yakni Tentara Nasional Indonesia, yang bisa berdiri tegak di atas semua golongan, menjauhi kepentingan pribadi dan kelompok. Mempersatukan ras, suku dan agama dalam mewujudkan cita-cita Kemerdekaan RI,” ucapnya.

Menurut Eko, bersama-sama rakyat, TNI harus terus menjaga Bhinneka Tunggal Ika. Hanya dengan itu, Indonesia bisa menjadi bangsa majemuk yang kuat dan solid. Saat ini Indonesia menghadapi tantangan di bidang politik, keamanan dan ekonomi.

“Kemajemukan menjadi kekuatan yang maha dasyat, jika mampu mengelola dengan baik. Banyak bangsa yang menghadapi takdir sejarah, terpecah-belah, tercerai-berai karena tidak mampu menjaga kemajemukan. Ini tidak boleh terjadi di Bumi Pertiwi,” tegasnya.

Keragaman dan perbedaan, katanya, janganlah menjadi sumber konflik. Kemajemukan harus semakin melengkapi atas kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Sehingga keragaman justru menjadi perekat bangsa dan menjadi energi kolektif mencapai kemajuan bangsa.

“Di Papua sedang mengalami konflik yang cukup menyita perhatian. Mari doakan saudara sebangsa di Papua, untuk bisa kembali seperti dulu, hidup damai berdampingan dan saling menjaga satu sama lain. Warga Papua bersaudara Satu Tanah Air Indonesia,” bebernya.

SuaraBaru.id/Muharno