blank
FOTO BERSAMA: Lingkungan Fransiskus Borgias, Wilayah Manyaran, Paroki Bongsari, berfoto bersama pada ziarah di Goa Maria Lourdes, Puhsarang, Kediri, Jatim. (dok)

SEMARANG – Ziarah ke tempat-tempat suci menjadi agenda rutin bagi umat Katolik di Lingkungan Fransiskus Borgias, Wilayah Manyaran, Paroki Bongsari. Minimal setahun sekali umat di lingkungan itu memanfaatkan momen ziarah untuk menjaga keimanan. Lingkungan Borgias melakukan ziarah di Goa Maria Lourdes, Puhsarang, Kediri, Jatim, baru-baru ini. Ziarah diisi dengan mengikuti misa di Gereja Puhsarang yang dilanjutkan dengan doa Rosario, dan jalan salib.

Misa menggunakan bahasa Jawa dengan alunan gending Jawa. Umat yang datang dari berbagai kota besar di Indonesia mengikuti kebaktian dengan buku panduan yang telah disediakan oleh petugas dari Stasi Puhsarang. ”Kalau tanpa buku panduan, saya tak bisa mengikuti misa dengan lancar. Meski sudah lama menetap di Jateng, selama ini saya mengikuti misa dengan menggunakan bahasa Indonesia,” ungkap JP Rerung, peziarah kelahiran Toraja, Sulsel.

Selain misa dengan bahasa Jawa, para peziarah mengagumi keunikan Gereja Katolik Puhsarang. Sekilas bangunan gereja mirip dengan perahu yang menempel pada sebuah gunung. Gereja Puhsarang didirikan atas insiatif dari Romo Jan Wolters CM yang dibantu arsitek terkenal Henri Maclaine Pont pada 1936. Pont memang sengaja membentuk keindahan bangunan gereja dengan mengukir kebudayaan Jawa.

Sementara itu, Ny Purwadi selaku panitia pelaksana ziarah menyatakan kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan ketaatan umat pada perintah dan jalan Tuhan. Dia yakin ziarah ini sangat bermanfaat bagi lingkungannya. ”Tahun depan kami merencanakan ziarah ke Goa Maria di Bali atau Manado,” tuturnya. (rr)