blank
Dua orang peserta lomba fashion show pesona batik casual tengah menunjukan kebolehannya di atas panggung. (Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka)

WONOSOBO-Pengurus Bhayangkari Cabang Wonosobo menggelar lomba fashion show bertajuk “Pesona Batik Casual” di Gedung Serba Guna Polres setempat, Rabu (2/10). Lomba berlangsung semarak dan gayeng. Semua peserta tampil menawan di atas catwalk.

Ketua Bhayangkari Cabang Wonosobo Neeva Abdul Waras mengatakan lomba fashion show pesona batik casual diikuti 50 peserta kategori anggota Bhayangkari dan kelompok umum. Meski bukan seorang model profesional, peserta tampil cukup percaya diri dan mempesona.

“Lomba fashion show “Pesona Batik Casual” digelar dalam rangka Hari Kesatuan Gerak
Bhayangkari (HKGB) ke-67 dan Hari Batik Nasional (HBN) 2019. Ini merupakan lomba kali
pertama. MMotif batik kini ternyata disukai banyak orang,” katanya.

Dihiasi dengan sorot lampu warna-warni dan alunan musik pengiring, gaya peserta di atas
panggung, mendapat sambutan meriah dari pengunjung yang hadir. Mereka secara bergantian tampil berlengak-lenggok memperagakan gaya bak seorang model profesional.

Baca Juga: GENDAM

“Selama ini model batik casual banyak dipakai generasi milenial dan kalangan muda. Sebab, gaya batik casual dipandang lebih gaul dan dekat dengan style keseharian mereka. Baik dipakai saat pesta maupun ketika mengunjungi acara-acara resmi,” katanya.

Isteri dari Kapolres Wonosobo AKBP Abdul Waras SIK tersebut menambahkan pihaknya tidak mau gaya batik casual hanya didominasi kalangan milenial dan kaum muda. Kalangan orang tua pun perlu dikenalkan dengan model batik dengan tampilan lebih gaul dan modern.

blank
Ketua Bhayangkari Cabang Wonosobo Neeva Abdul Waras didampingi Kapolres setempat menyerahkah hadiah kepada pemenang. (Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka

Pakaian Nasional

“Ternyata Ibu-Ibu yang mengenakan model batik casual tak kalah menarik. Tampilannya tampak lebih gaul dan muda. Ini kenapa lomba fashion show pesona batik casual digelar, agar gaya fashion batik dengan sentuhan modern juga digemari Ibu-Ibu,” katanya.

Pihaknya ingin di hari batik nasional yang jatuh tiap tanggal 2 Oktober, semua orang mengenakan baju batik. Selain itu, ada event yang digelar untuk mengenalkan motif batik sebagai pakaian nasional dan banyak digemari berbagai kalangan.

Neeva mengaku, sejak dulu sudah menyukai baju motif batik. Tiap peringatan hari batik nasional, dirinya juga seharian full mengenakan pakaian model batik. Jadi baju batik harus menjadi pakaian yang menasional dan dikenakan dalam berbagai kesempatan.

Dalam lomba fashion show pesona batik nasional, Bhayangkari Cabang Wonosobo, mengundang Alvin Ariwibowo (desain), Desi Kristiana (ahli batik) dan Adi Qori Kurniawan (anggota Polri yang juga pencinta batik), untuk menjadi yuri dan menilai penampilan peserta.

“Setiap peserta yang tampil dinilai penampilan, gaya, keserasian batik yang dikenakan dan kemampuan mengeksplore motif batik yang dikenakan melalui gaya di panggung. Semua peserta punya cara sendiri untuk mengenalkan batik yang dikenakan,” katanya.

Tampil sebagai juara 1-3 kategori anggota Bhayangkari yakni Ny Rini Harjono, Ny Fajar Agil dan Ny Purwono. Sedang juara favorit adalah Ny Lestari Masrukin. Juara 1-3 kategori umum Dewi, Thea Leony, dan Sisca Anjani dan juara favorit Tuti Rosidah.

SuaraBaru.id/Muharno Zarka