blank
Ketua PC Fatayat NU Wonosobo Haryati S Ag tengah menyerahkan SK ke Ketua Pengurus Ranting Fatayat NU Desa Rimpak Kecamatan Sapuran. (Foto: SuaraBaru.id/Muharno Zarka)

WONOSOBO-Ketua Pengurus Cabang (PC) Fatayat NU Wonosobo, Haryati S Ag mengatakan kaum perempuan muda NU di era global ini harus kreatif dan mandiri. Sebab bagi perempuan kreatif dan mandiri, banyak hal yang bisa dilakukan guna melahirkan karya kreatif.

“Perkembangan tehnologi digital membuka banyak peluang kaum perempuan muda NU untuk berkarya. Meski menjadi ibu rumah tangga bukan berarti tak bisa berkarya. Merintis usaha online dan bisnis starup adalah peluang baru yang bisa dijalani,” tegasnya.

Penegasan tersebut disampaikan Haryati S Ag di sela-sela melakukan pelantikan Pengurus Ranting Fatayat NU Desa Rimpak Sapuran Wonosobo di Balai Dusun Ringkuk Desa Rimpak, Minggu (29/9). Pelantikan disaksikan Ketua PC Muslimat NU Wonosobo Hj Ummi Fatmah Alh.

Ketua Pengurus Ranting Fatayat NU Desa Rimpak yang dilantik adalah Zaidatul Khasanah, Wakil Ketua Turnami, Sekretaris Siti Syamsiyah, Wakil Sekretaris Munah, Bendahara Khomastun, Wakil Bendahara Imah Sholihah Supriyati dan dilengkapi pengurus lainnya.

Dikatakan perempuan yang sehari hari berprofesi sebagai ASN guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti SMA Negeri 1 Kertek itu, meski berada di lerang Gunung Sumbing, Desa Rimpak menjadi sentra kerajinan anyaman bambu yang sudah cukup dikenal.

“Saya dengar hasil kerajinan bambu perajin Desa Rimpak, berupa alat dapur dan hiasan rumah, bahkan sudah menggarap pasar ekspor. Ini bagus sekali. Pasar luar negeri bisa ditembus berkat promosi yang gencar dilakukan melalui media sosial,” katanya.

blank
Pengurus Ranting Fatayat NU Desa Rimpak Kecamatan Sapuran foto bersama usai dilantik. (Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka)

Lintas Batas

Pesatnya perkembangan dunia tehnologi informasi, tambahnya, bisa menembus lintas batas. Tak terbatas ruang dan waktu. Peluang loncatan tehnologi inilah yang bisa dimanfaatkan kaum perempuan muda NU di Fatayat dan Muslimat NU untuk bisa memberdayakan diri.

“Mau tidak mau, kaum perempuan harus bisa mengikuti perkembangan zaman. Sebab, jika tidak, maka justru akan ditelan zaman. Apalagi, anak-anak kecil usia TK sampai SD, kini tidak asing lagi dengan yang namanya gadget atau telpone genggam,” katanya

Menurut Haryati, yang juga alumnus Fakultas Tarbiyah jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN – kini Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang ini – kaum perempuan NU tidak bisa menghindar dari perkembangan tehnologi digital.

“Tehnologi digital itu memang bermata dua. Satu sisi bisa memberi manfaat tapi di sisi lain bisa membawa mudharat (keburukan). Tinggal bagaimana kalangan perempuan bisa menggunakan tehnologi untuk hal-hal yang posistif bukan yang negatif,” tandasnya.

Bagi Fatayat NU, katanya, kegiatan pengajian rutin di kampung tetap dilaksanakan, karena itu bisa menjadi ajang silaturrahmi secara langsung. Tapi mendalami skil di bidang teknologi modern juga menjadi tuntunan zaman yang tidak bisa dielakkan.

“Di zaman modern ini, jangan sampai perempuan muda NU gagap teknologi (gaptek). Ini justru berbahaya karena dengan tak mengikuti perkembangan tehologi, akan ketinggalan dengan  anak-anaknya yang sudah lebih pintar dan tidak bisa mengontrol,” paparnya.

SuaraBaru.id/Muharno Zarka