blank
Ikrar Kebangsaan dibacakan oleh Ketua FKUB Wonosobo Dr H Z Sukawi MA yang didampingi jajaran Forkompimda setempat. (Foto: SuaraBaru.id/Muharno Zarka)

WONOSOBO-Sebuah pesan damai digulirkan dalam apel “Grebeg Suran Massal Lintas Agama dan Budaya”, yang digelar Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) di Alun-Alun Wonosobo, Kamis (12/9).

Sejumlah pemuka agama memanjatkan doa bersama dan membacakan ikrar kebangsaan. Ikrar kebangsaan yang dipimpin Ketua FKUB Dr H Z Sukawi MA menyatakan warga Wonosobo berkomitmen menjaga kebersamaan dan kerukunan untuk Indonesia damai.

“Masyarakat Wonosobo berikrar berideologi Pancasila, berkonstitusi UUD 45, satu NKRI, bersemboyan Bhineka Tunggal Ika dalam melawan radikalisme, terorisme, intoleransi, hoax, ujaran kebencian, fitnah dan adu domba yang bisa merusak persatuan,” pekiknya.

Warga Wonosobo, tambah Z Sukawi, juga mengecam dan menolak ekploitasi suku, ras, agama, etnis dan antar golongan (SARA). Cinta tanah air, tumpah darah dan bangga menjadi bangsa Indonesia serta siap membela NKRI kapan saja dan di mana saja.

Segenap elemen masyarakat mengapresiasi kinerja aparat keamanan sipil, TNI-Polri dalam menjaga keutuhan, keamanan, kenyamanan dan kedaulatan negara serta menegakan supremasi hukum. Warga negara Indonesia dan Wonosobo harus hidup rukun dan damai.

Pembacaan ikrar kebangsaan disambung dengan orasi ebudayaan yang disampaikan oleh Mulyani, pegiat seni dan budaya di Wonosobo. Dalam orasinya, guru Seni dan Budaya SMP Negeri 2 Selomerto Wonosobo itu menyatakan warga harus bersatu dalam perbedaan.

“Mari mencintai bumi pertiwi dengan keberagaman. Karena perbedaan adalah saling menguatkan dan menyempurnaan ruang kosong bagi indahnya persatuan. Berjuanglah demi tetap tegaknya merah putih. Berjuanglah agar tetap jaya Nusantara,” teriaknya.

blank
Jajaran Forkompimda Wonosobo ikut memanggul tumpeng untuk diarak sepanjang jalan protokol dan keliling Alun-Alun setempat. (Foto: SuaraBaru.id/Muharno Zarka)

Mengarak Tumpeng

Sebelumnya, sejumlah 194 tumpeng dan ingkung diarak bersama-sama. Tumpeng yang dibuat FKUB, Forkompimda dan elemen masyarakat diarak dari Alun-Alun Wonosobo melewati depan Kantor Wakil Bupati, Taman Plaza, Pasar Induk hingga finish di Alun-alun lagi.

Tumpeng diarak dengan cara ditandu beberapa petugas. Barisan pertama merupakan tumpeng buatan Forkompinda dan FKUB yang panggul Kapolres AKBP Abdul Waras SIK, Dandim 0707 Letkol Czi Wiwid Wahyu Hidayat dan Kajari Saiful Bahri Siregar SH MH.

Turut memanggul tumpeng pula Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dipartabud) Drs One Andang Wardoyo MSi, Ketua FKUB Dr H Z Sukawi MA. Barisan tumpeng di belakangnya diikuti pasukan OPD, ormas dan berbagai elemen masyarakat lainnya.

Sebelum berlangsung arak-arakan, grebeg suran massal diawali doa bersama lintas agama dan budaya. Doa dipanjatkan Hasan Akli (Konghucu), I Made KS (Hindu), Sabarno (Budha), YL Suyatno (Katholik), Setiaji Wiratmoko (Kristen) dan H Imron Awaludin (Islam).

Semua perwakilan agama yang memimpin doa berharap Indonesia senantiasa diberkahi keselamatan, kerukunan, kedamaian, persatuan dan kesatuan. Masyarakat yang damai, rukun dan bersatu menjadi tonggak berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Di sela-sela ikrar kebangsaan, pengunjung dihibur tari tenongan yang dimainkan beberapa pelajar. Apel dipungkasi ”kembul bujono” atau makan bersama. Tenong dan ingkung yang telah diarak menyusuri jalan protokol dan keliling Alun-Alun dinikmati bersama-sama.

SuaraBaru.id/Muharno Zarka