Dukung Smart City , Kini Masyarakat Bisa Bayar Musisi Jalanan Pakai GoPay
Toean Besar Band, satu dari dua band terpilih dari audisi musisi jalanan yang akan tampil di booth Gojek pada pembukaan Festival Kota Lama Semarang. (hery priyono)

SEMARANG – Setelah sukses mempermudah masyarakat lewat transaksi non-tunai di berbagai bidang, kini GoPay menggandeng Institut Musik Jalanan (IMJ) mendukung terwujudnya visi Semarang Smart​ City dengan membagikan kode QR kepada 100 musisi jalanan di Semarang.

Melalui kerja sama ini, diharapkan akan semakin banyak lagi musisi jalanan yang naik kelas, sehingga mereka bisa lebih fokus untuk berkarya.

IMJ sendiri merupakan komunitas musisi jalanan yang diinisiasi oleh aktivis sosial Andi Malewa sejak 2014. Dengan bergabung di IMJ, sejumlah musisi jalanan mendapatkan kesempatan bimbingan langsung dari musisi tanah air sekaligus dosen tetap IMJ, yakni Ridho Hafiedz (Slank) dan Glenn Fredly.

Sejak bekerjasama dengan GoPay pada Juni 2019 di Jabodetabek, rata-rata musisi jalanan mengakui penghasilannya meningkat hingga 300%.

Tidak hanya mempermudah dalam pencatatan keuangan, para musisi jalanan juga berkesempatan memperluas akses ke ruang berkarya dengan memanfaatkan ekosistem Gojek, seperti memanfaatkan panggung yang terdapat di rekanan-rekanan usaha GoPay.

Selain sebagai ruang ekspresi, panggung tambahan tersebut diharapkan juga membantu meningkatkan penghasilan para musisi jalanan di bawah asuhan IMJ.

Senior Manager Consumer PR GoPay Deviani Wulandari saat temu media dan panggung ekspresi di Lot 28 Singosari, Kamis (12/9/2019) siang, mengatakan kalau kerjasama ini merupakan salah satu upaya GoPay untuk merangkul lebih banyak lapisan masyarakat lewat teknologi finansial.

“Kami berkomitmen untuk memberdayakan sektor informal, termasuk musisi jalanan, agar bisa mengakses layanan keuangan, melalui pembayaran non-tunai. Lewat pemanfaatan QR code GoPay, kami ingin agar musisi jalanan yang awalnya tidak memiliki akses sebagai pengguna bank atau tidak memiliki pengetahuan akan perencanaan keuangan dapat teredukasi dengan baik,” katanya.

Deviani mengatakan, dengan apa yang dijelaskan di atas adalah sesuai dengan misi GoPay untuk mendorong Semarang Smart​ City​, pihaknya berharap kerja sama ini dapat mendukung ekosistem cashless​ di Semarang sekaligus mendorong potensi musisi lokal di kalangan generasi muda, termasuk menghidupkan musik tradisional, seperti musik keroncong dan campur sari.

Semarang menjadi kota pertama di luar Jabodetabek yang dipilih untuk bisa memfasilitasi para musisi jalanan untuk menerima pembayaran digital. Sebanyak 100 musisi jalanan di Kota Semarang, baik individu maupun grup di bawah binaan IMJ dapat menerima transaksi lewat GoPay.

Nantinya, masing-masing musisi jalanan akan mendapatkan banner kode QR, sehingga masyarakat bisa dengan mudah memberikan apresiasi kepada para musisi jalanan.

Dalam acara panggung ekspresi tersebut hadir pula pendiri​ IMJ Andi Malewa yang menceritakan kisahnya selama hampir 5 tahun menemani perjalanan musisi jalanan di Indonesia untuk bisa meningkatkan taraf hidup lewat karya seni musik.

“Saya percaya, musik adalah media yang tepat untuk menyalurkan bakat seseorang. Apalagi kalau bisa menyalurkan bakat dan mendapatkan penghasilan di saat yang bersamaan. Untuk bisa gabung di ekosistem GoPay, musisi jalanan harus lulus program standardisasi IMJ seperti bebas narkoba dan berkelakuan baik sebelum bisa mendapatkan kode QR dari GoPay,” ujar Andi.

Di Kota Semarang, GoPay telah menjadi pilihan masyarakat Semarang untuk transaksi di berbagai tempat, diantaranya pembayaran tiket BRT Trans Semarang, pembayaran layanan publik seperti PBB dan RSUD, hingga tempat wisata seperti Sam Poo Kong, Lawang Sewu, dan Kebun Binatang Semarang.

Selain itu, GoPay juga sudah busa digunakan untuk sedekah digital di masjid dan yayasan. Hingga saat ini tercatat lebih dari 400.000 rekan usaha yang menerima pembayaran melalui GoPay di seluruh Indonesia, dimana 90% diantaranya adalah UMKM. (suarabaru.id)