blank
Dengan alat tradisional seadanya, petugas siaga bencana dari BPBD Kabupaten Wonogiri, berupaya memadamkan kebakaran pada lahan tegalan yang menewaskan seorang kakek.

WONOGIRI – Luas lahan tegalan yang terbakar dan meminta tumbal tewasnya seorang kakek, diperkirakan mencapai sekitar 10 Hektare (Ha). Lahan tegalan itu, dibiarkan berkembang menjadi hutan rakyat, dengan tanaman tegakan (inti) jenis pohon Akasia, Jati, Mahoni. Selebihnya, areal tersebut ditumbuhi semak belukar yang mengering dan rawan terbakar, berkaitan dengan kondisi musim kemarau puncak sekarang ini.

Seperti diberitakan, api kebakaran di lahan tegalan tersebut, telah menewaskan Kakek Marto Widjoyo (80), warga Dusun Mojo RT 1/RW 3, Desa Pulutan Kulon, Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri. Korban ditemukan tewas dengan luka bakar di hampir seluruh anggota tubuhnya. Penemuan korban, berlangsung bersamaan dengan tindakan upaya pemadaman api yang membakar lahan tegalan tersebut.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri, Bambang Haryanto, menyatakan, upaya pemadaman dilakukan secara gotong royong oleh para relawan siaga bencana dari Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB), personel BPBD, petugas Polsek dan Koramil. Dibantu para relawan dari RAPI, pamong desa dan warga masyarakat.

Kata Bambang, titik api dan kepulan asap kebakaran lahan, dilaporkan mulai terjadi Selasa pagi (10/9) sekitar pukul 08.30. ”Akibat tidak ada upaya pemadaman segera, siang hari api makin membesar dan menjalar makin luas,” tegasnya. Upaya pemadaman yang kemudian dilakukan, baru berhasil memadamkan api pada sore hari sekitar pukul 15.00.

Dampak dari kebakaran lahan ini, menyebabkan Kakek Marto Widjoyo (80) tewas. Warga Dusun Mojo RT 1/RW 3, Desa Pulutan Kulon, Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri, terjebak kobaran api yang membakar lahan tegalan miliknya tersebut. Polisi, masih menyelidiki penyebab dia sampai tewas di lahan tegalan yang terbakar tersebut.

Diduga, saat kebakaran terjadi, dia berusaha memadamkannya, tapi malah terjebak oleh kepungan kobaran api yang cepat meluas karena ada tiupan angin kencang. Bisa jadi, dia juga mengalami sulit napas oleh kepulan asap kebakaran lahan tersebut.(suarabaru.id/Bambang Pur)