blank
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Kebumen Tri Haryono didampingi Kepala Pelaksana BPBD Eko Widianto dan Kabag Humas Setda Budhi Suwanto meberikan keterangan pers tentang darurat kekeringan, Rabu 11/9.(Foto: Suarabaru.id/Komper Wardopo)

KEBUMEN –  Musim kemarau panjang sejak Maret hingga awal September di Kabupaten Kebumen menyebabkan tanaman padi seluas 4. 552 hektare (ha) mengalami puso alias gagal panen.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Kebumen Tri Haryono di Press Center Kompleks Pemkab, Rabu (11/9) siang. Ikut memberikan keterangan pers  terkait Tanggap Darurat Kekeringan di Kabupaten Kebumen itu Kepala Pelaksana BPBD Kebumen Eko Widianto dan jajaran direksi PDAM Kebumen. Acara dipandu Kabag Humas Setda Kebumen Drs Budhi Suwanto MSi.

Tri Haryono menuturkan, kemarau panjang telah menyebabkan kekeringan hampir di 26 kecamatan di Kebumen. Salah satu upaya Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan yakni mengimbau petani agar menaati pola tanam. Selain itu para petani juga dianjurkan  ikut program asuransi usaha tani padi (AUTP). Hingga sekarang baru 4.729 petani dengan lahan padi seluas 1.194 ha yang telah mengikuti AUTP.

”Kita terus menganjurkan para petani mengikuti asuransi usaha tani padi. Dengan premi asuransi  yang harus dibayar petani cukup ringan, hanya Rp 36 ribu per hektare atau hanya Rp 6.000 tiap 100 ubin sawah.”jelas dia, seraya menambahkan, untuk 100 ubin tanaman padi yang puso bila ikut AUTP  akan memperoleh Rp 800 ribu.

Segera Olah Tanah

Pihaknya juga menganjurkan agar petani menaati jadwal pola tanam. Begitu masuk musim penghujan, saat air irigasi sudah sampai di sawah, petani dianjurkan segera mengolah tanah, melakukan pesemaian benih padi agar jadwal pola tanam tepat waktu atau menerapkan sebar pethuk.

Dia mengakui, kekeringan tahun ini merupakan yang terpanjang dan terparah. Bahkan kamarau panjang itu juga berdampak pada semakin kecilnya pasokan irigasi. Terutama irigasi dari Waduk Sempor di wilayah Kebumen barat. Namun berbagai upaya telah dilakukan dinas, terutama dengan memanfaatkan alat mesin pertanian (alsintan) yang mendukung penyediaan air irigasi, memberikan bantuan pompa air serta memperbaiki saluran irigasi  teknis melalui proyek Jaringan irigasi tingkat usaha tani (JITUT) dan Jaringan irigasi desa (JIDES).

Haryono, menjelaskan, pada 2019 ini areal padi di Kabupaten Kebumen diprediksi seluas 33.695 ha, sedangkan luas panen 42.784 ha dan produksi rata-rata diperkirakan 5,67 ton per hektare. Jikadikurangi puso seluas 4.552 ha, produktivitas rata-rata padi masih 4,43 ton per hektare. Adapun produksi panen September-Desember diperkirakan 158.246 ton.

Menurut dia, dengan asumsi jumlah penduduk Kebumen 1,3 juta jiwa dikonversi dengan lahan pertanain dan produksi tanaman padi dengan kebutuhan 110.571 ton , maka masih ada surlpus 149.757 ton.

”Harapan kami melalui para penyuluh pertanian di lapangan, para petani hendaknya menaati  pola tanam dan mulai sekarang ikut asuransi  petani. Jika padi puso telah diasuransikan, jangan langsung ditebang atau dirit, namun tunggu petugas jasindo akan datang meninjau lokasi padi,”tandas Haryono.

Suarabaru.id/Komper Wardopo