blank
Wartawan The Asahi Shimbun asal Jepang saat melakukan wawancara dengan warga Desa Kenteng, Kecamatan Toroh yang terdampak krisis air bersih. Foto : Hana Eswe.

GROBOGAN – Musim kemarau yang melanda Kabupaten Grobogan membuat hampir seluruh wilayahnya terdampak kekeringan dan krisis air bersih. Adanya fenomena ini ternyata menjadi perhatian media massa asing, salah satunya media The Asahi Shimbun, media dari Jepang.

Media tersebut mengirimkan kepala Biro Jakarta Koresponden Hidefumi Nogami dan satu wartawannya Endang R Suciyati datang ke Grobogan. Kedatangan mereka didampingi Pengurus PMI Provinsi Jawa Tengah ke kantor PMI Grobogan.

blank
Kasi Pelayanan PMI Grobogan Gesit Kristyawan (kanan) usai melayani wawancara dengan Hidefumi. Foto: Hana Eswe.

Keduanya diterima pihak PMI Grobogan dan langsung mengajukan pertanyaan terkait tentang bencana kekeringan yang melanda di wilayah Kabupaten Grobogan tersebut. Menurut Hidefumi, maksud kedatangannya dilakukan untuk melihat secara langsung dampak perubahan iklim yang terjadi di dunia. Saat ini, kata dia, perubahan iklim terjadi merupakan kejadian luar biasa.

“Ini tidak hanya perubahan iklim, tetapi krisis iklim. Tidak hanya koresponden di Indonesia yang diminta untuk meliput terkait perubahan iklim ini. Tetapi, beberapa koresponden di seluruh dunia juga sama. Media kami ingin melihat dampak nyata dari krisis iklim yang terjadi,” tuturnya.

Kasi Pelayanan PMI Grobogan Gesit Kristyawan (kanan) usai melayani wawancara dengan Hidefumi. Foto: Hana Eswe.

Dikatakan Hidefumi, pihaknya sudah mengetahui dampak perubahan iklim yang parah pada 2018 silam. Namun, mereka belum ada kesempatan karena adanya kejadian lain.

“Kita tahu, Indonesia dan Jepang sama-sama makan nasi. Saya tidak bisa membayangkan susahnya bila mempengaruhi sektor pertanian. Datangnya bencana ini tidak bisa diduga. Bahkan, saat ini di Jepang juga panas, berbeda dari sebelumnya,” tambah dia.

Usai melakukan wawancara, The Asahi Shimbun diajak meliput proses penyaluran bantuan air bersih di Desa Kenteng, Kecamatan Toroh. Peliputan ini dimulai dengan proses pengambilan air bersih hingga penyerahannya kepada warga.

Keduanya didampingi Kasi Pelayanan PMI Grobogan, Gesit Kristyawan. Menurut Gesit, berdasarkan data dari BPBD Grobogan pada 7 September 2019, Pemkab Grobogan sudah menyalurkan bantuan air bersih ke 107 desa di 15 kecamatan.

“Dalam penyaluran bantuan air bersih ini, PMI sifatnya hanya membantu dan selalu berkoordinasi dengan BPBD Grobogan. Kendala yang dimiliki hanya pada armada tangki bersih. Selama ini PMI Grobogan mengandalkan armada milik PMI Provinsi Jawa Tengah,” jelasnya.

Ketua PMI Grobogan Mengapresiasi

Sementara itu, Ketua PMI Grobogan Moh Soemarsono menyatakan apresiasi terhadap kedatangan kedua wartawan dari media massa asing yang melakukan peliputan terkait krisis air bersih yang dialami beberapa tempat di wilayah ini.

“Kita mengapresiasi adanya wartawan Jepang tersebut dengan harapan bila Jepang punya teknologi yang bisa dibantukan untuk mengatasi kekeringan di Grobogan, kita akan sangat berterima kasih,” jelasnya saat dikonfirmasi suarabaru.id, Rabu (11/9) pagi.

Dikatakan Soemarsono, saat ini alam di Kabupaten Grobogan seperti yang sudah terlihat jelas. Meski demikian, pihaknya tetap berusaha dengan berbagai daya untuk mengatasi persoalan ini.

“Berbagai daya kita kerahkan untuk mengatasi persoalan ini yakni mencari sumber air, membangun embung, dan droping air. Semua itu sudah kita lakukan. Kita juga akan terus mencari teknologi sebagai upaya mengatasi kekeringan di wilayah kita ini,” ujarnya.

Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat yang terdampak krisis air bersih ini agar efisien dalam menggunakan air bersih di musim kemarau ini.

suarabaru.id/Hana Eswe.