blank
Bupati Wonosobo Eko Purnomo SE MM meninjau langsung pemasangan alat Early warning System (EWS) saat launching Terminal Keselamatan di komplek Pasar Reco Kertek. (Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka)

WONOSOBO-Bupati Wonosobo Eko Purnomo SE MM meminta kepada pemerintah pusat ada solusi jangka panjang dalam mengatasi terjadinya banyak kecelakaan maut di jalur Parakan-Kertek yang kini dinamai jalan Sindoro-Sumbing. Jalur tersebut menurun panjang.

Eko berharap pemasangan alat Early Warning System (EWS) di Terminal Keselamatan di Pasar Reco Kertek, bisa mengurangi angka kecelakaan yang sering terjadi di jalur tengkorak. Harus ada upaya jangka panjang agar kasus kecelakaan maut berkurang.

“Pemasangan alat EWS di Terminal Keselamatan masih menjadi alternatif sementara sebelum ada langkah jangka panjang. Alat EWS ini saya berharap bisa menjadi upaya pencegahan dini kasus kecelakaan maut yang sering terjadi di jalur Parakan-Kertek,” tegasnya.

Penegasan tersebut disampaikan Eko Purnomo saat acara “Launching Terminal Keselamatan
di Komplek Pasar Reco”. Launching disaksikan Kepala Biro PIP Setjen Kemenhub RI, Bambang Wijonarko dan Kepala Balai Sarpras IV Dishub Jawa Tengah, Imam Santoso.

Bupati Wonosobo menyambut baik inisiatif Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Perhubungan (Disperkimhub) setempat yang mendirikan Terminal Keselamatan dengan memasang EWS sebagai peringatan dini pada pengguna jalan sebelum masuk jalur rawan kecelakaan.

Jalur tengkorak Parakan-Kertek yang kini dikenal dengan Jalan Sindoro-Sumbing kerap terjadi kasus kecelakaan maut. Kecelakaan dialami pengguna jalan karena medan jalan sepanjang kurang lebih 9 kilometer tersebut banyak yang menurun tajam.

Karena itu, guna menekan angka kecelakaan yang sering terjadi dan menelan banyak korban jiwa, Pemkab Wonosobo melalui Disperkimhub mensiapkan Terminal Keselamatan di Timur Pasar Reco Kertek.

Nihil Kecelakaan

Kepala Disperkimhub Wonosobo, Drs Bagyo Sarastono MSi, Rabu (4/9) mengatakan Terminal Keselamatan dibuat untuk wujudkan zero accident. Karena keselamatan kendaraan dan pengguna jalan raya sangat ditentukan kondisi sistem keamanan dan kelayakan kendaraan.

“Diperlukan sebuah sistem yang terintegrasi untuk pencegahan dan pengawasan lokasi tertentu yang rawan atau sering terjadi kecelakaan. Di Terminal keselamatan, kendaraan dengan muatan berat diharuskan berhenti untuk dipasang alat EWS.

Alat EWS, tambhnya, merupakan alat deteksi dini yang meliputi break sensor, front camera dan black box. Alat ini merupakan komponen guna memberikan jaminan keamanan berkendaraan dan kelayakan kendaraan untuk menciptakan rasa aman pengguna jalan.

“Di Terminal Keselamatan petugas akan memeriksa STNK, SIM dan Buku Kir. Selain itu juga akan dipasang alat EWS di ruang kemudi dan perangkat pengereman di roda. Kendaraan yang akan melewati di jalur rawan kecelakaan harus dipasangi alat EWS,” sebutnya.

Menurut Bagyo, apabila terjadi kesalahan pada sistem pengereman seperti pelat rem overheat, rem blong dan mesin mengalami overheat, alarm dan lampu emergency di mobil akan aktif, transmitter mengirim signal ke receiver titik tiang di jalur rawan kecelakaan.

“Sirene dan lampu strobe emergency serta recorded voice melalui horn speaker di sepanjang jalur juga akan aktif bersamaan, mengingatkan pengguna jalan berhati-hati dan waspada. Semua rekaman visual di area kecelakaan bisa diputar,” tambahnya.

Server di kantor pusat, kata Bagyo, akan memantau dan mencatat semua log peristiwa dan kejadian di area rawan kecelakaan. Sensor di sepanjang jalur akan menyalakan lampu PJU, rambu elektronik dan lampu peringatan apabila kendaraan melewati area tersebut.

SuaraBaru.id/Muharno Zarka