blank
Bupati Rembang, Abdul Hafidz ikut menari Yosim Pancar bersama warga Papua. Pejabat lain yang ikut menari diantaranya Wakil Bupati, Kapolres, Kajari, dan Wakil Ketua Pengadilan Negeri Rembang.(suarabaru.id/AG)

REMBANG – Penuh keakraban, itulah yang terjadi di halaman Gedung Setda Rembang, Jawa Tengah, Selasa (3/9) siang. Tak tanggung-tanggung, Bupati Abdul Hafidz beserta pejabat di wilayah itu berjoget bareng bersama puluhan warga Manokwari, Papua.

Tak merasa canggung sedikit pun, bupati dan pejabat teras di daerah itu ikut berlenggak-lenggok menirukan gerakan warga Papua yang menarikan tarian Yosim Pancar, tarian khas daerah Indonesia paling ujung timur itu.

Sebelumnya, Abdul Hafidz dan para pejabat lainya melakukan pertemuan dengan belasan warga Papua yang ada di Rembang. Dari pertemuan itu Bupati mendapat pengakuan dari warga Papua. Soal kekecewaan mereka atas kerusuhan yang belum lama ini terjadi. Mereka merasa nyaman tinggal di Rembang, dan tidak seorang pun mengganggu warga Papua, meski di daerah lain sedang terjadi keributan.

“Saya bersyukur bisa bertemu dan menari bersama dengan penduduk asli Papua. Mereka juga merasa senang dan tidak sedikitpun canggung berhadapan dengan warga asli Rembang. Semua bisa berjalan dengan baik, penuh dengan kekeluargaan,” kata Bupati.

Pada hari itu, warga Papua yang ada di Rembang juga menyatakan kesetiaannya dengan Negara Indonesia. Untuk membuktikan ucapannya itu, mereka bersama-sama berikrar untuk menyatakan kecintaannya kepada Indonesia. “Alhamdulillah, ternyata mereka cinta Indonesia,” ujar Abdul Hafidz.

Salah satu pelajar kelas XII SMK Kehutanan Manokwari, Dinda Herbora, yang sudah beberapa hari melakukan praktek kerja lapangan (PKL) di Rembang, mengaku betah berada di daerah yang dipimpin Bupati Abdul Hafidz. Pasalnya, dia dengan mudah diterima oleh masyarakat setempat, sehingga bisa berbaur dengan nyaman. Ia pun merasa mendapat sambutan yang istimewa.

“Benar, yang saya rasakan selama di Rembang, respons dari masyarakat sangat baik. Saya diterima seperti warga Indonesia lainnya,” terangnya.

Selain merasakan kenyamanan, Dinda Herbora mengaku banyak mendapat pengalaman, meski baru sepekan di Rembang. “Sepertinya saya ingin berlama-lama di Rembang,” akunya.

Kapolres Rembang, AKBP Pungky Bhuana Santosa saat dikonfirmasi mengatakan ada 13 warga Papua yang saat ini sedang nyantri di Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang dan Pondok Raudlatul Thalibin Leteh, Rembang.

Selain itu, ada lagi 31 pelajar kelas XII SMK Kehutanan Manokwari Papua yang sedang melaksanakan PKL di Perum Perhutani KPH Mantingan di Rembang. Sesuai jadwal, mereka melakukan PKL di Rembang selama 1,5 bulan.(suarabaru.id/AG)