blank
Seorang penjahit yang merupakan penyandang disablitas saat sibuk menjahit pesanan baju pelanggan. (Foto: SB/Hana Eswe)

GROBOGAN – Sebanyak 12 orang penyandang disabilitas di Kecamatan Godong diwadahi dalam satu kelompok bernama KUBE Mekarsari binaan Dinas Sosial Kabupaten Grobogan. Para anggotanya memiliki kesibukan masing-masing sesuai dengan bidang yang mereka miliki.

Salah satunya yakni usaha konveksi yang dijalani sepasang suami istri penyandang disabilitas, Waluyo dan Daryanti di Desa Gundi. Di bengkel ini, mereka juga merangkul rekan-rekannya yang memiliki keterbatasan fisik untuk bekerja menjahit baju konveksi yang dipesan dari para pelanggan.

Suara mesin jahit dan obras terdengar bergiliran saat suarabaru.id mendatangi bengkel tersebut. Para penjahit masing-masing sibuk dengan kain yang sebelumnya sudah diukur dan dipotong oleh Waluyo. Kegiatan ini sehari-hari terlihat di bengkel konveksi tersebut.

Di kesempatan itu juga datang Nursiti, bendahara KUBE Mekarsari yang kebetulan hendak mendiskusikan rencana mereka melakukan kegiatan rutin di bulan Oktober mendatang. Bersamaan itu, Nursiti menceritakan awal mula terbentuknya KUBE Mekarsari ini.

“Awalnya terbentuk sekitar dua tahun lalu. KUBE Mekarsari ini merupakan wadah bagi kaum disabilitas di Kecamatan Godong yang awalnya beranggotakan para perempuan. Kemudian, seiring dengan berjalannya waktu bertambah anggota dan tidak hanya perempuan. Dulu ada seseorang yang mengajak kami semua agar bisa mandiri dalam kondisi fisik yang berbeda dengan lainnya. Karena itu, dengan segala usaha dan upaya yang ada akhirnya berdiri KUB Mekarsari ini,” ujar Siti, sapaan akrabnya.

Dengan usaha yang mereka lalui, akhirnya para penyandang disabilitas tersebut mendapatkan bantuan berupa 3 unit mesin jahit dan 1 mesin obras dari Provinsi Jawa Tengah. Meski hanya berwujud mesin jahit dan mesin obras, permodalan kain diupayakan dengan modal sendiri dari para anggotanya.

“Setelah itu, kami melakukan promosi bahwa kami punya usaha di bidang konveksi dan bidang-bidang lainnya. Kami juga pernah merasakan terjun langsung dari pintu ke pintu dengan membawa sampel. Dari situ, akhirnya banyak yang pesan kepada kami. Saat ini, langganan kami dari sekolah-sekolah, perusahaan swasta atau negeri dan instansi lainnya,” tambahnya.

Pihaknya kemudian mulai dikenal masyarakat luas dari penyelenggaraan pameran yang dilaksanakan di Alun-alun Purwodadi pada 2017 lalu. Di tahun 2018, mereka juga terlibat dalam pameran yang digelar di Pendopo Kabupaten Grobogan. Pada 2019, mereka juga ikut menyemarakkan pameran dalam rangka HUT Grobogan, Maret silam.

Kulakan Sendiri

Diceritakan Siti, untuk bahan baku kain, mereka mendapatkannya dengan memesan ke salah satu supplier langganan. Terkadang, jika dalam kondisi mendadak, Siti bersama Daryanti turun langsung ke lokasi supplier yang berada di Kudus, Solo, maupun Semarang dengan berboncengan mengendarai sepeda motor.

Keduanya menganggap semua yang dilakukannya tersebut berdasarkan tekad agar tidak menggantungkan diri pada orang lain meski dalam keterbatasan fisik. Bahkan, dari hasil yang diterimanya, mereka bersyukur karena diberikan rejeki yang lebih dari cukup dan bisa memberikan bantuan kepada yang kondisinya lebih jauh dari yang mereka dapatkan saat ini.

“Kita juga pernah mengalami yang namanya tidak ada fasilitas, tidak ada akses karena tidak ada sarana transportasi yang menjadi mobilitas kami dalam bergerak. Namun, setelah ada akses ini, akhirnya kami dapat mandiri. Dengan kegiatan ini menjadi salah satu cara kami sebagai cambuk agar kami bisa menghidupi kebutuhan sehari-hari  dan tidak perlu menggantungkan diri pada orang lain,” jelasnya.

Tidak Perlu Malu

Nursiti berpendapat, jika ada orang yang mengalami keterbatasan fisik, setidaknya harus mau berusaha dengan cara menjalin komunikasi atau berkumpul dengan orang-orang yang bernasib sama untuk membuat wadah usaha bersama, seperti yang ia jalani bersama teman-temannya saat ini.

“Di KUB Mekarsari ini, semua anggota kami melakukan kegiatan sesuai dengan bidang masing-masing. Alhamdulilah, omzet yang kami terima dari usaha yang kami jalani ini bisa mencukupoi keluarga masing-masing. Insya Allah, kelebihan dari penghasilan yang kami dapatkan akan kami bagikan kepada orang-orang yang membutuhkan seperti membagikan nasi bungkus setiap hari Jumat yang akan kita rencanakan bulan depan,” pungkas Nursiti.

suarabaru.id/Hana Eswe.