Baru Berusia 22 Tahun, Putra Mbah Dim Jadi Anggota DPRD Jateng Termuda
Abu Hafsin Al Muktafa (Gus Tafa) wakil rakyat dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) daerah pemilihan Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Pemalang, dan Batang. (hery priyono)

SEMARANG – Abu Hafsin Al Muktafa legislator Jateng dari dapil 13 (Kabupaten Pekalongan, Batang, Pemalang, dan Kota Pekalongan) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), menjadi anggota parlemen termuda dari 120 anggota DPRD Jateng masa bakti 2019 – 2024.

Pria kelahiran Kendal 18 Februari 1997 yang biasa disapa Gus Tafa ini berhasil duduk di kursi dewan di usianya yang baru 22 tahun dengan mengumpulkan jumlah dukungan pemilih sebanyak 29.715 suara di dapil 13 pada Pemilu Legislatif 2019 lalu.

“Pedoman saya sesuai pesan dari orangtua adalah saya itu harus bermanfaat, artinya kita harus bermanfaat untuk Jawa Tengah, khususnya untuk dapil saya sendiri,” katanya disela-sela acara pengambilan sumpah janji anggota DPRD Jateng 2019 – 2024, Selasa (3/9/2019).

Baru Berusia 22 Tahun, Putra Mbah Dim Jadi Anggota DPRD Jateng TermudaDunia politik rupanya bukan hal yang baru bagi Gus Tafa, ayahnya adalah ulama kharismatik K.H. Dimyati Rois (Mbah Dim) pengasuh Ponpes Al Fadlu Kendal dan menempati posisi Ketua Dewan Syuro PKB, sementara kakaknya Alamudin juga pernah tercatat sebagai anggota Komisi 8 DPR RI Fraksi PKB masa bakti 2014 – 2019.

“Ini merupakan pengalaman pertama saya (jadi anggota dewan), karena keluarga saya juga berkecimpung di politik, apalagi kakak saya menjadi inspirator saya terjun ke politik, jadi saya kira hal itu wajar saja,” katanya.

Putra bungsu Mbah Dim ini mengatakan bahwa dirinya nanti siap ditempatkan di komisi apapun di DPRD Jateng, asalkan bisa bermanfaat dan bisa melaksanakan tugasnya sebagai wakil rakyat. Walau begitu, dirinya mengaku berkeinginan terjun ke bidang yang menangani perekonomian dan pendidikan.

“Saya mengejar kemanfaatan seperti pesan orangtua, soal ditempatkan dimana itu nanti tergantung komisinya. Tapi kalau keinginan, kalau tidak di perekonomian atau pendidikan, karena di perekonomian mungkin ada yang penting di titik tertentu, termasuk di pendidikan,” kata politisi muda lulusan Pondok Pesantren Al Fadlu Wal Fadhilah Kendal dan kejar Paket C ini kepada suarabaru.id.