blank
Ketua PC Muslimat NU Wonosobo Hj Ummi Fatmah Al-Hafidzoh ketika melantik Pengurus Ranting Muslimat NU Desa Kaliwuluh Kecamatan Kepil. (Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka)

WONOSOBO-Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Wonosobo Dr KH Ngarifin Shidiq Alh M Pd I mengatakan saat ini muncul fenomena mubaligh milenial yang menebarkan dakwah melalui media sosial dan media elektronik televisi atau radio.

“Dai atau mubaligh baru ini cukup viral karena digandrungi kalangan milenial. Mereka mampu menampilkan gaya retorika yang menarik dan menghibur. Ruang dakwah di media sosial (medsos), televisi dan radio didominasi mereka,” katanya.

Ngarifin Shidiq yang juga dosen Universitas Sain Al Qur’an ((UNSIQ) Jawa Tengah di Wonosobo ini mengatakan hal itu disela-sela melantik Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Desa Kaliwuluh Kecamatan Kepil Wonosobo, Minggu (1/9).

Selain pelantikan Pengurus Ranting NU, dalam waktu yang bersamaan, juga dilantik Pengurus Ranting Muslimat NU dan Pengurus Ranting Fatayat NU oleh Ketua PC Muslimat NU Hj Ummi Fatmah Al-Hafidzoh dan Ketua PC Fatayat NU Wonosobo Haryati S Ag.

Menurut Ngarifin, Meski cukup viral dan mendominasi ruang media sosial dan media elektronik, apa yang disampaikan tidak sepenuhnya tepat dan benar. Pasalnya, usut punya usut, mereka belajar agama Islam tidak di pondok pesantren atau ulama-ulama besar NU.

“Mubaligh dengan gaya milenial tersebut banyak belajar secara instan di chanel youtube atau mesin pencarian google. Modal ngaji di media sosial dan internet yang belum tentu bisa dipertanggungjawabkan tersebut lalu disebarkan di media sosial pula,” tandasnya.

Karena itu, warga NU diminta untuk selektif dalam menyaring informasi yang bertebaran di media sosial, televisi dan radio, terutama terkait dengan masalah ke-NU-an dan ke-Islaman. NU sudah jelas punya gudang ilmu di pondok pesantren dan kiai-kiai sepuh.

“Soal ilmu ke-Islaman, NU itu gudangnya. Kiai NU itu banyak ngaji di pesantren dan ulama-ulama besar NU. Jadi sudah jelas sanad dan silsilah ilmunya nyambung sampai ke Rasulullah Muhammad SAW. Kalau mau ngaji ya harus di Kiai pesantren,” pesannya.

blank
Ketua Tanfidziyah PCNU Wonosobo Dr KH Ngarifin Shidiq Alh M Pd I. (Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka)

Tradisi NU

Agar tidak terpengaruh dengan dakwah baru yang disebarkan di media sosial, warga NU, kader Muslimat dan Fatayat NU diminta Ngarifin harus terus merawat tradisi NU dan memperkuat ideologi ahlussunnah wal jama’ah (aswaja) di masyarakat.

“Ideologi aswaja dan sumber daya manusia (SDM) warga NU harus kuat. Generasi muda NU harus sekolah sambil ngaji dan ngaji sambil sekolah. Di bidang ekonomi kini NU tengah berikhtiar membangun kemandirian ekonomi melalui gerakan KOIN NU,” bebernya.

Dikatakan Ngarifin, tradisi yang berkembang di warga NU seperti tahlilan, berjanzi, yasinan, diba’an, ziarah kubur dan sholawatan, sudah dilakukan ulama-ulama besar NU sejak dulu. Saat ini warga NU harus tetap merawat tradisi yang baik itu.

“Tidak benar jika ada yang mengatakan tradisi yang dilakukan warga NU itu sebagai bid’ah dan tidak boleh dilakukan. Dai yang mengatakan hal itu, termasuk orang yang diragukan keilmuannya dan tidak tahu sejarah NU,” sebut mantan Ketua KPU Wonosobo itu.

Sementara itu, Ketua Pengurus Cabang Muslimat NU Hj Ummi Fatmah Al Hafidzoh mengatakan di tahun baru Islam pada bulan Muharram ini warga NU harus memperbanyak ibadah, puasa sunnah dan melakukan sedekah bagi anak yatim piatu.

“Di tahun baru Islam ini, warga NU musti muhasabah atau refleksi diri atas apa yang dilakukan sebelumnya dan senantiasa menebarkan kebaikan di waktu yang akan datang. Banyak faedah dari kebaikan yang dilakukan pada bulan Muharram ini,” tandasnya.

Karena itu, dalam acara tersebut Pengurus Ranting Muslimat dan Fatayat NU Desa Kaliwuluh Kecamatan Kepil memberikan santunan kepada 30 anak yatim-piatu setempat. Santunan tersebut diberikan sebagai bentuk kepedulian pada anak yatim-piatu.

Ketua Pengurus Cabang Fatayat NU Haryati S Ag meminta kepada pengurus baru Fatayat NU yang baru dilantik untuk tetap ikhlas dan tulus dalam melakukan pengabdian dan berkhikmat untuk memajukan kader perempuan muda NU di Desa Kaliwuluh Kecamatan Kepil.

“Dengan keikhlasan, pengabdian dan ketulusan dalam memberdayakan perempuan muda NU, pasti ada berkah bagi kader Fatayat NU karena berkhikmat meneruskan perjuangan ulama NU. Berkah itu, bisa berupa kesehatan, rezeki dan umur panjang,” sebutnya.

SuaraBaru.id/Muharno Zarka