blank
Perwakilan PPIW Muhammad menyerahkan tumpeng kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pembangunan Pasar Induk Suprayitno SH MH disaksikan Bupati Wonosobo Eko Purnomo SE MM. (Foto: SuaraBaru.id/Muharno zarka)

WONOSOBO-Perwakilan Pedagang Pasar Induk Wonosobo (PPIW) Muhammad menyambut gembira dimulainya pembangunan Pasar Induk Wonosobo. Sebab pasar yang terbakar pada 22 Desember 2014 itu, hampir lima tahun belum pernah terwujud pembangunannya.

“Dengan dimulainya pembangunan pasar, diharapkan pasar segera jadi dan bisa ditempati para pedagang. Selama ini pedagang menempati los sementara di komplek pasar lama. Sejak terbakar pedagang telah mengalami banyak kerugian,” katanya.

Pembangunan Pasar Induk Wonosobo, setelah beberapa kali tertunda, akhirnya dimulai. Pembangunan pasar setelah terbakar tahun 2014 lalu itu, ditandai peletakan batu pertama oleh Bupati Wonosobo Eko Purnomo SE MM, jajaran Forkompida dan tokoh agama.

Selain dihadiri Bupati dan pejabat Forkompinda, acara tersebut juga disaksikan perwakilan Persatuan Pedagang Pasar Induk Wonosobo (PPIW), pedagang dan beberapa ulama di Wonosobo. Para tokoh agama juga ikut melakukan peletakan batu pertama.

Sebelum dilakukan peletakan batu pertama, Eko Purnomo sempat memotong tumpeng menandai dimulainya pembangunan Pasar Induk. Tumpeng selanjutnya diserahkan Bupati kepada perwakilan PPIW Muhammad.

Perwakilan PPIW Muhammad selanjutnya menyerahkan tumpeng kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Suprayitno SH MH disaksikan Direktur Utama PT Delima Agung Utama, Drajat Winanjar ST dan Bupati Wonosobo Eko Purnom SE MM.

Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dispekop UKM) Ir Agus Suryatin MT mengatakan nilai kontrak pembangunan Pasar Induk sebesar Rp 139. 963. 046. 000, dari Hasil Penghitungan Sendiri (HPS) sebesar Rp 153.941.949.000.

“Dana yang digunakan anggaran tahun 2019 Rp 120.000.000.000 dan sisanya Rp 19.963.046.000, menggunakan anggaran tahun 2020. Waktu pelaksanaan selama 14 bulan. Proses pembangunan diharapkan selesai tepat waktu sesuai perjanjian,” jelasnya.

blank
Bupati Wonosobo Eko Purnomo SE MM saat melakukan peletakan batu pertama menandai dimulainya pembangunan Pasar Induk. (Foto: SuaraBaru.id/Muharno Zarka)

Sempat Tertunda

Peletakan batu pertama dilaksanakan setelah sebelumnya, Disperkop  UKM melakukan penandatanganan kontrak pembangunan Pasar Induk dan Surat Perintah Melaksanakan Kerja (SMPK) dengan PT Delima Agung Utama asal Bandung sebagai pemenang lelang.

Kontrak pembangunan Pasar Induk Wonosobo dan SPMK ditandatangani Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Suprayitno SH MH dengan Direktur Utama PT Delima Agung Utama, Drajat Winanjar ST  disaksikan Bupati, Forkopimda, Kepala OPD dan perwakilan dari PPPIW.

Bupati Wonosobo Eko Purnomo SE MM berharap proses pembangunan pasar terbesar di Wonosobo tersebut bisa selesai sehingga pasar segera digunakan setelah kurang lebih 5 tahun setelah terbakar rencana pembangunan pasar sempat tertunda beberapa kali.

“Hari ini bersama-sama, telah dialakukan peletakan pembangunan Pasar Induk Wonosobo, yang menjadi penanda, di mulainya pembangunan salah satu pusat perekonomian masyarakat terbesar di kota pegunungan ini. Mudah-mudah peroses pembangunan lancar,” harapnya.

Pihaknya meminta semua pihak, PPIW, pedagang dan OPD terkait dan DPRD Wonosobo mendukung proses pembangunan Pasar Induk. Dukungan tersebut dipandang penting karena paska terbakar 22 Desember 2014 lalu, pedagang terpaksa menempati los darurat.

“Pasar Induk Wonosobo menjadi denyut nadi perekonomian masyarakat setempat. Sebagian besar masyarakat Wonosobo menggantungkan mata pencaharian di Pasar Induk. Paska pasar terbakar perekonomian pedagang pun sempat terpuruk,” paparnya, kemarin.

Eko mengaku trenyuh dan sedih. Karena berbagai permasalahan jadi penghambat dimulainya pembangunan pasar tersebut. Permasalahan itu mulai dari persoalan relokasi pedagang, kontrak tidak tepat waktu hingga munculnya sengketa dengan pihak ketiga.

Bupati meminta pihak kontraktor agar segera mempersiapkan dan melaksanakan segala sesuatu dengan maksimal sehingga pekerjaan pembangunan bisa cepat terlaksana. Pedagang juga bersedia direlokasi sementara selama proses pembangunan.

SuaraBaru.id/Muharno Zarka