blank
Kolaborasi musik campursari dan ronda tretek kamling, ditampilkan oleh masyarakat Kelurahan Giritirto, Kecamatan Wonogiri Kota, dalam karnaval budaya tujuhbelasan. Sepanjang jalan, mereka mendendangkan aneka nyanyian, dibarengi joget riang.

WONOGIRI – Kelompok musik campursari tretek Kelurahan Giritirto, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Minggu (18/8), mendendangkan tembang sepanjang jalan. Beragam tembang populer di blantika musik campursari, dinyanyikan dengan iringan joget riang. Sesekali diselingi yel-yel ‘Merdeka’ dengan gegap gempita. Ini mereka lakukan saat ikut karnaval budaya tujuhbelasan.

Didukung dengan perangkat sound system yang prima dan juga membawa serta penyanyi wanita, dendang tembang Bojoku Galak, Suket Teki, Banyu Langit, Cendol Dawet, dinyanyikan sambung-menyambung dengan lagu-lagu yang merakyat lainnya. Ini mereka lakukan sejak dari start Lapangan Sukorejo sampai finish di Alun-alun Giri Krida Bakti depan Kantor Bupati Wonogiri. Yakni di sepanjang sekitar 2 Kilometer penggal ruas jalan protokol Kota Wonogiri Kota.

Camat Wonogiri Kota, Teguh Setyono, bersama jajaran Forkompincam dan tokoh masyarakat, menyambut arak-arakan karnaval budaya tujuhbelasan ini di panggung kehormatan depan Pasar Induk Wonogiri Kota. Camat Teguh, menyatakan, kirab budaya untuk memeriahkan peringatan HUT Ke 74 Kemerdekaan RI ini, dikemas sebagai event Culture Thematic Carnival Kecamatan Wonogiri 2019. Dimulai pukul 08.00, dan berakhir pada pukul 15.00. Diikuti ribuan peserta dari jajaran sekolah, dinas instansi, akademi, sekolah tinggi, komunitas warga dari desa dan kelurahan, bersama kelompok-kelompok masyarakat lainya.

Para mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Buda (STAB) Wonogiri, menyertakan barisan Topeng Ireng dengan berjoget riang diiringi lagu-lagu yang biasa untuk mengiringi senam sehat massal. Warga masyarakat Kelurahan Giriwono, mendendangkan aneka tembang dengan iringan musik tretek ronda Kamling. Ibu-ibu dari Desa Wonoharjo, menyajikan aneka tembang agamis diiringi musik hadroh.

Semua potensi unggulan dari masing-masing desa, divisualisasikan untuk parade pawai budaya tujuhbelasan. Desa Sendang mengusung tema wisata dengan menyertakan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), juga membawa badut-badut jenaka dan para penari kethek ogleng. Desa Purwosari sebagai desa budaya, mengusung seni karawitan dan wayang kulit.

Demo mendalang, disajikan oleh Dalang Bocah, Rama, dari Lingkungan Cubluk, Kelurahan Giritirto, Kecamatan Wonogiri Kota. Kesenian reog dan drum band pelajar, ikut menyemarakkan pawai. Warga dari Desa Sonoharjo, membawa kandang ternak berisi kambing dan ayam, untuk ikut diarak dalam kirab karnaval tujuhbelasan tersebut.

Beragam hasil pertanian dan perkebunan, ikut dikirabkan memeriahkan karnaval. Peragaan pejuang kemerdekaan juga ditampilkan lengkap menyertakan kendaraan baja tiruan, yang sesekali diwarnai adanya letusan suara dooor layaknya bedil yang menyalak.(suarabaru.id/Bambang Pur)