Bawa Semangat Nasionalisme, Bank Jateng Upacara 17 Agustus Mengenakan Lurik
LURIK - Bank Jateng menggelar upacara bendera 17 Agustus dengan mengenakan busana lurik khas ada Jawa Tengah. (hery priyono)

SEMARANG – Hari kemerdekaan Republik Indonesia setiap 17 Agustus diperingati oleh seluruh warga masyarakat dengan menggelar upacara bendera.

Namun, sedikit berbeda dengan yang dilakukan Bank Jateng, upacara bendera dibuat sedikit unik dimana seluruh peserta mengenakan busana adat lurik khas Jawa saat prosesi upacara.

blank
Karyawan Bank Jateng mengenakan baju lurik saat upacara bendera 17 Agustus di halaman kantor pusat Jalan Pemuda, Semarang. (hery priyono)

Supriyatno selaku Direktur Utama PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah mengatakan, upacara bendera 17 Agustus dengan menggunakan busana khas adat Jawa tersebut tidak hanya di Kantor Pusat Bank Jateng saja, tapi juga di semua kantor cabang.

“Identitas pakaian ini adalah pakaian nasionalisme, kita bangkitkan nasionalisme melalui pakaian kedaerahan yang kita miliki. Kita pakai produk lurik, produk khas Jawa Tengah dari alat tenun bukan mesin. Mari kita gelorakan lagi kain lurik sebagai kekhasan Jawa Tengah,” katanya, Sabtu (17/8/2019).

Dirut yang juga seorang musisi saxophonis ini menerangkan, dengan mengenakan busana khas daerah mencerminkan persatuan Indonesia yang pancasila, gotong royong, dan memiliki semangat kebersamaan.

“Ini bagian dari kreatifitas karyawan Bank Jateng dalam menyikapi perubahan zaman yang semakin cepat berubah, kalau kita bersandar pada rasa nyaman saja maka kita akan ketinggalan, oleh karena itu saya menggugah rasa khususnya kepada karyawan Bank Jateng dengan semangat 17 Agustus kita gelorakan lagi semangat kemajuan organisasi,” katanya.

Selain itu, orang nomor satu di ‘banknya orang Jawa Tengah’ ini juga menyampaikan pesan terkait peringatan 74 tahun Indonesia merdeka, bahwasannya kemerdekaan itu memang hak setiap warga negara. Tapi, mari kita gunakan kemerdekaan tersebut untuk membangun negeri ini secara nyata.

“Sudah saatnya kita tidak usah banyak bicara, tapi karya kita hadirkan, dan kita semangat saling sepenanggungan gotong royong, kalau ada yang kurang kita perbaiki. Jangan saling mencaci, menghardik, memfitnah, republik ini terlalu berharaga untuk diwarnai hal seperti itu, marilah kita tunjukkan ke generasi depan bahwa kita punya tanggung jawab yang sangat besar untuk menyiapkan masa depan mereka dengan lebih baik,” katanya.

blank
Dirut Bank Jateng Supriyatno menyampaikan amanat dan pesan 74 tahun Indonesia merdeka. (hery priyono)

Tak lupa pada saat menjadi pemimpin upacara, dirut yang biasa disapa Pak Nano ini juga menyampaikan sejumlah pesan pada saat memberikan sambutan. Di antaranya seperti mengajak kepada seluruh hadirin untuk menghadirkan kembali semangat para pejuang kemerdekaan.

Para pejuang bersatu dalam tekad, bersatu dalam gerak, dan bersatu dalam optimisme, sehingga mampu mencapai kemerdekaan Indonesia.

“Saat ini, kita sedang menghadapi banyak tantangan yang tidak ringan. Kondisi perekonomian belum sepenuhnya stabil. Iklim persaingan semakin ketat, bukan saja dengan sesama industri perbankan, namun justru dengan industri non perbankan lain,” katanya.

Oleh karena itu, dalam menghadapi tantangan tersebut, maka Bank Jateng harus terus menyalakan semangat seperti para pejuang, yaitu bermental baja, pantang menyerah dan sikap kegotong-royongan. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing.

Perubahan lingkungan bisnis merupakan suatu keniscayaan yang tidak bisa dihindari. Era kompetisi yang semakin sengit, harus dihadapi dengan kesadaran untuk melakukan perubahan atau transformasi. Tidak mungkin lagi hanya mengandalkan cara-cara konvensional, namun harus berani melakukan terobosan-terobosan baru atau inovasi.

Bawa Semangat Nasionalisme, Bank Jateng Upacara 17 Agustus Mengenakan Lurik
Paduan suara Bank Jateng (hery priyono)

Untuk itu, teknologi dan SDM merupakan kunci utama dalam memenangi persaingan bisnis. Proses enhancement teknologi, diharapkan cepat selesai dan memberikan solusi bisnis yang lebih riil. Sedangkan pengembangan SDM agar lebih akseleratif, untuk menyiapkan kader-kader yang unggul.

“Saya ingin mengingatkan Bank Jateng sebagai kapal besar kita bersama. Manajemen komitmen membawa Bank Jateng yang lebih maju. Ketika kapal ini telah bergerak maju, jangan hanya berpangku tangan, atau bahkan menjadi penumpang gelap. Jangan ada lagi, orang yang tidak berkontribusi dan justru menjadi beban organisasi,” katanya.

Terakhir Nano berpesan kepada seluruh jajaran, dirinya mengharapkan kontribusi dan kerja sama yang baik, untuk menghadapi tantangan dan persaingan. Dengan semangat kebersamaan dan sinergi, sebagai 1 team, 1 spirit and 1 goal.

Bahkan dengan prestasi yang diraih Bank Jateng saat ini sebagai Bank Pembangunan Daerah (BPD) terbaik peringkat ke-2 dari seluruh BPD se-Indonesia, Bank Jateng akan terus bekerja lebih baik lagi dan memberikan kontribusi yang berarti bagi negara Indonesia ini.

Bawa Semangat Nasionalisme, Bank Jateng Upacara 17 Agustus Mengenakan Lurik
Dirut Bank Jateng Supriyatno memberikan piagam purna tugas kepada karyawan Bank Jateng yang memasuki masa pensiun. (hery priyono)

“Saya yakin kita akan mampu berbuat lebih banyak lagi, untuk kemajuan Bank Jateng. Marilah kita semua, bersatu dalam arah dan gerak yang sama, menjadikan Bank Jateng sebagai bank kebanggaan Jawa Tengah dan bermanfaat untuk kemajuan Indonesia,” pungkasnya.

Usai menggelar prosesi upacara bendera, dalam kesempatan tersebut Bank Jateng juga memberikan penghargaan kepada 80 orang pegawai yang telah purna tugas. Atas dedikasi dan kontribusi yang diberikan selama ini, diharapkan para pegawai purna tugas tersebut bisa menjadi teladan bagi yang muda-muda untuk bisa bekerja lebih giat dalam menjalankan tugasnya. (suarabaru.id)