blank
Kurang terawat dan sepi aktivitas, kompleks RPH Cepu milik Dinaskikan Pemkab Blora yang disorot masyarakat. (Foto : SB/Wahono)

BLORA – Bangunannya terkesan kurang perawatan, tampak sering sepi, tanpa aktivitas dan tidak ada dukungan petugas (staf), itulah kondisi siang hari di Rumah Potong Hewan (RPH) Cepu, Blora.

Lantaran sepi aktivitas, masyarakat di Kecamatan Cepu menganggap aset milik Pemkab Blora dibawah Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakikan) tersebut muspro, dan mangkrak.

“Bangunan ini milik Pemkab Blora, kalau siang sepi, pintu ditutup, dan tidak ada pegawainya,” beber M. Soleh (51), Jumat (16/8/2019).

Ditambahkan Soleh, warga Nglajo, Cepu itu, banyak warga yang bertanya-tanya RPH yang sepi aktivitas tersebut, kini dipasang papan nama, spanduk dan papan pengumuman.

Linda (30), warga kompleks perumahan Bank BRI Cepu, juga mempertanyakan bangunan tua di pinggir jalan by pass (lingkar) barat Cepu milik swasta, Pemkab atau perorangan.

“Setahu saya setiap lewat bangunan ini sepi, tidak ada aktivitas,” ungkap Linda.

Pantauan di kompleks RPH Cepu, melihat terdapat dua bangunan induk membujur dari utara ke selatan, pintu tertutup rapat, banyak kayu yang sudah lapuk, dan kusam.

blank
Papan nama baru bertuliskan sapi kerbau betina yang dipotong ke RPH, harus disertai surat keterangan status reproduksi (SKSR). (Foto : SB/Wahono)

Tidak Sedap

Di bagian depan sisi barat, tertempel  spanduk berbunyi “dilarang menyembelih sapi betina produktif” di RPH Disnakikan. Sementara di halaman depan dan samping tumbuh rumput dan hijauan liar.

Sementara di belakang bangunan induk, terdapat satu lagi bangunan setengah terbuka membujur barat ke timur, dengan kondisi yang kurang terawat, dan tercium bau yang tidak sedap.

Sedangkan di depan, berdiri papan nama agak baru bertuliskan sapi kerbau betina yang dipotong ke RPH, harus disertai surat keterangan status reproduksi (SKSR).

Benarkah aset Pemkab untuk RPH itu mangkrak ? “Tidak koq, selama ini ada aktivitas rutin di RPH itu,” bantah Kepala Disnakikan Blora, Gundala Wijasena.

Menurutnya, aktivitas di RPH pada sekitar pukul 01:30 dini hari hingga sekitar pukul 04:00 WIB, ketika warga sekitar masih banyak yang tertidur lelap.

Diakuinya, di RPH itu tidak ada petugas atau staf Disnakikan yang dinas siang hari, karena kegiatan lebih banyak pada dini hari hingga menjelang subuh.

“Rata-rata setiap hari ada empat-lima ekor hewan dipotong di RPH itu, rencana kedepan fasilitas itu bakal kami benahi,” kata Kepala Disnakikan Kabupaten Blora, Gundala Wijasena.

Suarabaru.id/Wahono