blank
Jembatan kereta api legenda bernama Buk Brosot, di hutam jati Kalimodang, KPH Cepu, melintang diatas jalan raya nasional Blora-Cepu. (Foto : SB/Wahono)

BLORA – Sudah sekitar empat tahun, jembatan Buk Brosot, jembatan bersejarah untuk jalur loco tour (loko kereta api wisata tua) yang melintas di jalan nasional Blora-Cepu, kurang terawat dan mangkrak.

Mangkraknya jembatan Buk Brosot tersebut, setelah fasilitas milik Perhutani Divisi Regional (Divre) Jawa Tengah di Cepu, Blora, ditinggikan dan diperbaiki model hidrolik pada 2014 lalu.

“Seingat saya, sudah sejak 2015 Buk Brosot ini tidak lagi dilewati kereta wisata Perhutani,” kata Sugiyono (57), warga Sambong, Blora, Jumat (16/8/2019).

Sudarjo (44), warga Cepu yang sehari-hari bekerja mencari kayu rencek di hutan jati, menambahkan tidak hanya jembatan Buk Brosot yang tidak terpakai, jalur rel loco tour juga rusak dan tidak terawat.

“Jalur rel banyak tidak terawat, rusak, dan bantalan rel pada hilang,” beber Sudarjo.

Diperoleh informasi, jembatan bersejarah itu runtuh tertabrak truk kontainer pada 31 Oktober 2013. Selanjutnya pada 2014, dirubah kontruksi menual menjadi tehnik roda hidrolik, jembatan bisa dinaikan dan diturunkan.

blank
Saat jembatan Buk Brosot runtuh akibat dihantam truk kontainer Nopol L-8245-US pada Rabu, (30/10/2013). (Foto : Dok/SB/Wahono)

Wisata Hijau

Setidaknya jembatan itu pernah tiga kali ambruk tersambar truk, terakhir (2014) dibuat didrolik untuk keperluan kelancaran lalu lintas umum jalan raya jalur tengah Surabaya-Cepu-Blora-Semarang/Solo.

Selama ini, jembatan itu dikelola Perhutani untuk akses pendukung wisata “hijau” kereta bersejarah peninggalan koloni Belanda, di kawasan hutan jati KPH Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Pemanfaat terkahir pada Maret 2015, saat turis dari Jerman, Korea dan Jepang naik loco tour dari KPH Cepu menuju hutan jati alam di wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Pasar Sore.

Aset Perum Perhutani Divre I Jateng loco tour tua, selama ini menjadi magnet luar biasa wisman dari Belanda, Francis, Korea, Jepang, Austalia dan lainnya untuk melihat proses penanaman jati, teresan, saradan log jati yang ditarik sapi.

Jembatan itu runtuh akibat dihantam truk kontainer jumbo Rabu (30/10/2013) sore Nopol L-8245-US yang dikemudikan Moch Maki, warga Kalimas Barat IV/17 RT-05/RW-09 Surabaya.

Dimintai konfirmasinya, Administratur Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Cepu, Dadhut Sujanto, membenarkan sejak 2015 lalu jembatan Buk Brosot tidak lagi dilewati loco tour.

Selain jembatan, jalur rel juga tidak utuh, rusak dan banyak bantalan rel dari kayu jati yang hilang, sehingga loco tour tidak lagi melintas di jembatan tersebut.

“Sementara ini loco tour hanya beroperasi di sekitar Cepu saja, tidak sampai ke Gubug Payung karena jalurnya tidak utuh lagi,” pungkas Dadhut Sujanto.

Suarabaru.id/Wahono