blank
Kepala SMPN 4 Kertek, Anggota Komite dan Pengawas SMP Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) foto bersama usai Rapat Pleno Komite, Sosialisasi Program Sekolah dan Pendidikan Keluarga di Balai Pertemuan Desa Candimulyo Kecamatan Kertek. (Foto: SuaraBaru.id/Muharno Zarka)

WONOSOBO – Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 (SMPN 4) Kertek Wonosobo, Rabu (14/8), menggelar sosialisasi program sekolah dan pendidikan keluarga di Gedung Pertemuan Desa Candimulyo, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo.

Pada saat bersamaan juga digelar Rapat Pleno Komite SMPN 4 Kertek yang dipimpin Ketua Komite Ihsanudin. Rapat Komite yang diikuti orang tua murid SMPN 4 Kertek digelar dalam rangka sosialisasi program sekolah tahun pelajaran 2019/2020.

Kepala SMPN 4 H Slamet Riyadi, SAg mengatakan SMP yang dipimpinya merupakan sekolah percontohan ramah anak di Wonosobo. Karena itu, program sekolah terkait pendidikan karakter bagi anak dan proses kegiatan belajar mengajar perlu diketahui orang tua.

“Kewajiban sekolah adalah menyampaikan program sekolah sebagai bagian dari akuntabiltas dan transparansi dalam pengelolaan managemen sekolah, baik yang bersifat akademik maupun nonakademik untuk memberikan pelayanan terbaik bagi anak didik,” katanya.

Karena itu, imbuhnya, ada 8 standar pendidikan yang harus diketahui oleh masyarakat atau orang tua, yakni standar isi, kompetensi lulusan, proses pendidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, penilaian dan standar tenaga kependidikan.

Menurut mantan Kepala SMPN 2 Lamuk Kaliwiro itu, guna mencapai 8 standar pendidikan yang diharapkan, ada tugas yang harus diemban bersama oleh tiga tri pusat pendidikan yaitu pihak sekolah, orang tua dan masyarakat atau lingkungan sekolah sekitar.

“Dalam satu tahun, setidaknya ada 3 pertemuan di SMPN 4 Kertek dengan orang tua murid. Pertemuan itu dilakukan pada awal, tengah dan akhir semester. Orang tua juga bisa sewaktu-waktu berkonsultasi dengan pihak sekolah terkait persoalan anaknya,” sebut dia.

Bagi siswa-siswi Kelas IX yang akan menghadapi Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), SMPN 4 Kertek menggelar acara outbond sekaligus penanaman pendidikan karakter bekerjasama dengan Armed Magelang.

blank
Tari Ngoser atau Jaipong yang dimainkan 3 siswi SMPN 4 Kertek dihadapan orang tua murid. (Foto: SuaraBaru.id/Muharno Zarka)

Pendidikan Keluarga

Di sela-sela Rapat Pleno Komite SMPN 4 Kertek, Sosialisasi Program Sekolah dan Pendidikan Keluarga, orang tua yang hadir disuguhi tari Ngoser atau Jaipong yang dimainkan siswi SMPN 4, Menik Pawit (9E), Duwik Listia Ningsih (9E) dan Fiana (9D).

“Tari Ngoser atau Jaipong ini pernah meraih juara Harapan 1 pada lomba tari dalam rangka peringatan Hari Anak Nasional (HAN) tingkat Kabupaten Wonosobo tahun 2019 yang digelar di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Wonosobo,” ujar Menik Pawit.

Sementara itu, meteri sosialisasi pendidikan keluarga disampaikan oleh Hari Subardo SPd MM, Pengawas SMP Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Wonosobo. Pihaknya lebih banyak menyampaikan potensi anak yang perlu diketahui oleh orang tua.

“Masing-masing anak itu punya potensi sendiri-sendiri. Orang tua tidak perlu khawatir dengan potensi yang dimiliki anak asal bersifat positif. Jangan pernah melarang atau menolak dengan hobi atau kesukaan yang dimiliki anak,” tegas Hari.

Jika potensi anak dihambat apalagi sampai dilarang, maka potensi positif itu pasti tidak akan berkembang dan anak cenderung merasa takut mengembangkan potensi yang ada karena merasa dilarang oleh orang tuanya.

“Misalnya, anak suka olah raga, musik atau seni tari, biarlah mereka mengembangkan bakatnya. Jangan sampai ada larangan ketika anak hobi olahraga atau seni tertentu. Karena jika potensi itu terus dikembangkan justru akan berbuah prestasi,” sebutnya.

Pihaknya menyayangkan kini banyak orang tua yang membatasi potensi yang dimiliki anaknya. Di era tehnologi informasi ini anak memang punya banyak sumber belajar di luar sekolah. Jangan sampai anak justru terjebak dengan game di HP atau hiburan di televisi.

“Kecerdasan otak anak itu perlu distimulasi dengan kegiatan yang positif agar berkembang ke arah yang baik. Anak yang suka membaca pasti punya kecerdasan yang tinggi. Anak yang hobi olah raga dan seni pasti bisa berprestasi,” paparnya.

SuaraBaru.id/Muharno Zarka