blank
Salah satu lokasi bekas kebakaran di hutan jati Kalimodang, KPH Cepu, pinggir jalan nasional Blora-Cepu, diduga disebabkan dari puntung rokok yang dibuang sembarangan. Foto : SB/Wahono. 

BLORA –  Musim kemarau jadi ancaman tersendiri jajaran Rimbawan. Tidak hanya bersiaga pengamanan hutan dari aksi pencurian, Perhutani juga siaga penuh mengamankan hutan negara dari ancaman kebakaran yang meluas.

Terdata sampai Kamis (8/8/2019), sedikitnya sudah 150 hektar lebih hutan jati di lima kesatuan pemangkuan hutan (KPH) wilayah Kabupaten Blora, telah terbakar di banyak titik.

“Terbakarnya blok-blok, terjadi di banyak titik, bisa karena dari sersah daun kering, dan sebab lainnya,” jelas Administratur (Adm) KPH Blora, Afwandy.

Dijelaskan, kebakaran hutan saat ini sudah mencapai sekitar 150 hektar lebih terjadi di lima KPH, masing-masing KPH Cepu, KPH Randublalung, KPH Blora, KPH Mantingan dan KPH Kebonharjo.

“Data yang kami terima dari kawan-kawan Adm, luas hutan yang terbakar 150 hektar lebih,” jelasnya.

blank
Administratur KPH Blora, Afwandy, memberi keterangan pers terkait pengamanan hutan negara dari pencurian dan kebakaran hutan. Foto : SB/Wahono.

Luasannya terinci, KPH Randublatung 64 hektar, KPH Cepu 67 hektar, KPH Blora 6,2 hektar, KPH Mantingan 7,1 hektar, dan KPH Kebonharjo 6,3 hektar.

Diakuinya, di musim kering (kemarau) seperti saat ini, sebagian besar kawasan hutan jati di lima KPH sangat rawan kebakaran, sehingga semua jajaran sedang siaga untuk antisipasi kebakaran yang lebih luas.

Satdamkar

Untuk keperluan pengamanan kebakaran, semua KPH menempatkan tim khusus, berikut dukungan sarana pemadam kebakaran yang bersifat mobil (gerak) di untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan.

Dijelaskan Afwandy, seperti di KPH Blora, KPH lainnya telah membentuk satuan pemadam kebakaran (Satdamkar) di tiga pos komunukasi (posko) yang bergerak secara mobil.

Satdamkar dan sarana pendukung, lanjutnya, di puncak musim kemarau saat ini tidak hanya siaga di tempat masing-masing, tetapi begerak dari satu titik ke kawasan lain.

“Sebelum turun lapangan, petugas yang menangani kebakaran sudah dilatih, tugas bergantian siang atau malam hari,” tambahnya.

Selam aini tidak hanya dari tim internalnya, Perhutani menggalang kerjasama dengan institusi lain dalam  mengamankan hutan dari kebakaran dan keamanan asset negara.

Terpisah Administratur KPH Cepu, Dadhut Sujanto, mengatakan Polhutmob tidak hanya mengamankan hutan dari pencurian atau gangguan lainnya, namun juga mengamankan kawasan hutan dari kebakaran.

Soal kebakaran hutan, kata Dadhut, sebagian besar terjadi di kawasan tegakan pohon usia diatas 15 tahun, senhingga tidak akan merusak pertumbuhan.

Komentar sama disampaikan Adminitratur KPH Randublautung, Achmad Basuki, di wilayahna ada puluhan hektar hutan terbakar, untungnya di tegakan umur diatas 15 tahun, jadi kerugiannya tidak signifikan

“Kebakaraannya di tegakan jati yasng sudah berumur, jadi tidak menggangu pertumbuhan,” jelasnya.

Suarabaru.id/Wahono