blank
Para siswa cukup antusias mengikuti lomba mewarnai wayang yang digelar Asia Wangi di Aula SMPK Kudus. foto:Suarabaru.id/

KUDUS – Ratusan siswa dari 50 sekolah berkumpul di SMP Kanisius Kudus, Sabtu (3/8). Mereka terlihat antusias mengikuti lomba menggambar wayang dalam rangka mengikuti “Wayang Day”, yang digelar Komunitas Asia Wangi Indonesia.

Dengan menggunakan crayon maupun pensil warna, para siswa dari tingkat SD dan SMP tersebut terlihat cukup semangat mewarnai wayang kertas yang dibagikan pada mereka. Sejumlah karakter wayang seperti bagong, semar petruk, serta karakter wayang lain dari epos Mahabarata dan Ramayana, tak luput dari goresan tangan para siswa.

Ketua Komunitas Asia Wangi, Adhi Yoga Utama, mengatakan kegiatan tersebut untuk mengenalkan wayang kepada generasi muda kita, terutama adik-adik pelajar baik tingkat SD dan SMP, “Terlebih selama ini ada kecenderungan generasi muda jauh dari wayang,” ungkapnya kepada awak media.

Menurut Yoga, Kegiatannya ada mewarnai wayang semenarik mungkin, dan edukasi pengetahuan tentang wayang. Setidaknya mereka mempunyai daya ingat melalui pengalamannya, melalui kegiatan ini maka akan mudah diingat anak saat usia dewasa nanti, sebab mereka pernah mewarnai wayang yang secara tidak langsung ikut melestarikan.

Yoga menjelaskan bahwa kegiatan hari ini ada sekitar 500 peserta dari 50 sekolah yang terlibat. Terdiri dari 3 kategori usia, usia 1-3 SD, 4-6 SD kemudian tingkat SMP.

Komunitas Asia Wangi masuk ke sekolah-sekolah mengenalkan anak-anak tentang wayang supaya mereka merasa dekat dan mencintai wayang.  “Ketika kami masuk ke sekolah-sekolah, sebenarnya anak-anak ini suka dengan wayang. Tapi selama ini, yang jadi persoalan, tidak ada media yang mendekatkan mereka dengan wayang. Itulah yang membuat terputusnya informasi tentang wayang terhadap generasi muda. Makanya melalui kegiatan ini diharapkan mereka semakin mengenal wayang dan minat untuk mempelajari,” ujarnya.

Kumpulan Bankir

Disinggung mengenai Komunitas Asia Wangi sendiri, kata Yoga, merupakan ini merupakan singkatan dari Paguyuban Karyawan BCA Pecinta Wayang Indonesia (sebelumnya bernama Pakar Wangi). Keanggotaan Asia Wangi terdiri dari karyawan BCA, pensiunan BCA dan karyawan mitra yang bekerja di BCA, yang mencintai wayang dan peduli terhadap usaha pelestariannya. Asia Wangi didirikan di Jakarta tanggal 7 Agustus 2012.

blank
Melalui lomba mewarnai wayang, Aisa Wangi mencoba menularkan kecintaan wayang kepada siswa sekolah. foto:Suarabaru.id/

“Asia Wangi didirikan sebagai kepedulian Karyawan BCA akan budaya asli bangsa dan telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia, serta ikut mensukseskan program CSR BCA dalam memajukan budaya bangsa terutama wayang,” pungkasnya.

Menurutnya, selama ini Asia Wangi terus berusaha menularkan kecintaan wayang terutama kepada generasi muda. Tak hanya sebatas wayang kulit saja, beragam kesenian wayang seperti wayang orang serta wayang-wayang dari daerah juga tak luput dari upaya pelestarian yang mereka lakukan.

”Saat kami berkegiatan di Lombok misalnya, ya yang kami kenalkan bisa wayang Sasak. Begitu juga di daerah lain, wayang yang kami lestarikan adalah semua bentuk wayang yang merupakan warisan budaya Indonesia,”katanya.

Suarabaru.id/Tm/