blank
Informasi data gempa di Banten dari BMKG.(Suarabaru.id/Ist)

KEBUMEN  – Warga Kebumen merasakan getaran gempa cukup kuat pada Jumat malam (2/8) sekitar pukul 19.04. Bahkan warga yang berada di dalam rumah merasakan gempa cukup lama, lebih dari dua menit, sebagai dampak gempa Banten dengan kekuatan 7,4  Skala Richter (SR).

Seorang warga Kebumen, Ny Tuti Nuryati (47) di Desa Kawedusan RT  04 RW 01 Kecamatan Kebumen mengaku sempat panik. Malam itu  dirinya sedang berada di dalam kamar bersama suami. Tiba-tiba merasakan goyangan dan gerakan sehingga mengajak suami dan keluarganya keluar rumah. Ternyata benar, di dinding tembok masih ada getaran.

Bahkan  di luar rumah cukup terlihat tanaman dan hiasan di dalam pot serta besinya bergoyang cukup keras dan agak lama. Warga sekitar pun ikut keluar rumah. Menurut wanita itu, gempa terasa dua kali dan cukup lama, berlangsung sekitar dua menit sehingga  warga sekitar juga ikut keluar rumah.

Meski begitu, warga Kebumen umumnya tetap tenang dan hanya saling memantau dan mengingatkan melalui media sosial maupun langsung gethok tular antartetangga. Pusdalops BPBD Kebumen di Jalan Arungbinang masih terus memantau kondisi wilayah Kebumen, khususnya di pantai selatan.

Humas BPBD Kebumen Heri Purwoto mengatakan, hingga pukul 20.30 belum ada laporan adanya kerusakan bangunan atau apa pun terkait dampak  gempa Banten dengan magnitude 7,4 Skala Richter (SR). Namun pihak BPBD terus memantau dan mengikuti perkembangan seluruh wilayah Kebumen. Mengingat daerah itu memiliki garis pantai  sepanjang 57 kilometer, berbatasan dengan Cilacap dan Purworejo.

Bahkan pada30-31/ Juli lalu Kebumen dilalui Eksepedisi Desa Tangguh Bencana (Destana) yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), BPBD Provinsi Jateng dan BPBD Kabupaten Kebumen dan berbagai lembaga terkait. Sosialisasi bencana tsunami itu dipusatkan di Kecamatan Ambal dan Puring dihadiri langsung Kepala BNPB Doni Monardo, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo serta Bupati Kebumen Yazid Mahfudz. Kegiatan melibatkan sekitar 2.500 orang, termasuk masyarakat dan pelajar di pesisir Kebumen.

Menurut Kepala Pelaksana BPBD Kebumen Eko Widianto, Ekspedisi Destana  itu  bertujuan memberikan informasi, pengetahuan dan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat di pantai selatan Jawa dalam menghadapi gempa besar dan tsunami. Pihaknya juga telah menyiapkan mitigasi dan sosialisasi serta membentuk desa tangguh bencana di 31 desa di kawasan pantai selatan Kebumen.

Eko Widianto, menjelaskan, melalui mitigasi, sosialisasi dan Ekspedisi Destana diharapkan masyarakat di kawasan pantai selatan Kebumen semakin siap dan tangguh dalam menghadapi gempa dan tsunami.

Menurut para ahli gempa dan tsunami yang dibenarkan BMKG, ada potensi gempa besar akibat tumbukan di palung Jawa dengan kekuatan 8,7 SR dan bisa memicu tsunami dengan tinggi gelombang diperkirakan sampai 20 meter sehingga masyarakat pesisir selatah Jawa sejak sekarang perlu siap siaga agar bisa menyelamatkan diri dengan melakukan evakuasi ke tempat yang aman dari bencana. Para pakar bencana menjelaskan ada rumus 20:20:20. Bila ada gempa besar lebih dari 20 detik, ada waktu 20 menit bagi warga di dekat pantai untuk menjauh dari pantai mencari lokasi setinggi 20 meter sebagai lokasi yang aman.

Suarabaru.id/Komper Wardopo