blank
Serda Suyitno tengah mengawasi jalannya penyaluran air bersih untuk warga Desa Gabus, Rabu (31/7) siang. Foto: Hana Eswe.

GROBOGAN – Musim kemarau yang berdampak pada krisis air bersih sedang menjadi pusat perhatian masyarakat. Di beberapa wilayah ikut terdampak kekeringan, seperti di desa/kecamatan Gabus. Masyarakat setempat sangat membutuhkan adanya air bersih untuk kebutuhan mereka sehari-hari. Tak jarang mereka membeli air bersih dengan harga yang lebih mahal. Hal tersebut secara khusus dirasakan warga Dusun Boto dan Tapuro.

Melihat kondisi tersebut, PMI Grobogan melakukan droping air ke wilayah tersebut. Kedatangan dua unit mobil tangki air disambut baik masyarakat setempat. Puluhan warga langsung berdatangan mendekati mobil tersebut sambil membawa jerigen dan ember untuk penampungan air bersih.

Dalam kesempatan itu, Babinsa Gabus Serda Suyatno mendampingi PMI Grobogan dalam penyaluran air bersih ini. Pihaknya langsung meminta kepada para warga agar mengantre hingga mendapatkan giliran.

Menurut Serda Suyitno, warga di wilayah binaannya ini kerap kekurangan air bersih saat memasuki musim kemarau. Pihaknya menjelaskan air merupakan sumber kehidupan bagi seluruh makhluk yang hidup sehingga perlu adanya penjagaan yang ketat dalam penyaluran air bersih ini.

“Tidak ada satupun makhluk pun yang bisa bertahan hidup lebih lama tanpa air yang cukup. Dengan keadaan yang sangat sulit, orang akan timbul rasa egois serta mementingkan dirinya sendiri sehingga rawan terjadi perselisihan memperebutkan air. Kami dari Babinsa tidak akan membiarkan hal itu terjadi,” ungkap Serda Suyitno.

Di sisi lain, Danramil 0717/11 Sulursari, Kapten Sukarman menjelaskan, pemerintah daerah Grobogan telah menganggarkan kebutuhan air bersih sebesar Rp 47 juta agar warga terbebas dari kesulitan mendapatkan air bersih selama musim kemarau kali ini.

“Kami siap selalu mengamankan jalannya droping air bersih yang akan dilaksanakan, baik oleh Pemda Grobogan, ormas, maupun pihak swasta agar masyarakat mendapatkan air bersih dengan tidak ada insiden sekecil apapun,” ucap Kapten Sukarman.

Warga Senang

Adanya bantuan air bersih ini membuat warga setempat merasa senang. Yuni, misalnya. Perempuan 40 tahun ini menyatakan senang atas bantuan air bersih yang diberikan PMI Grobogan. Meski harus rela berpanas-panasan dan mengantre, dirinya tetap semangat sampai mendapat giliran jerigen dan ember miliknya diisi petugas.

“Satu bulan ini kami kesulitan air sebab mata air sumur di rumah-rumah semakin sedikit. Hanya bisa diambil sebanyak 4-5 liter per harinya. Kalau kami mau mandi dan cuci baju harus berjalan sejauh 5-6 kilometer. Memang ada mata air, tetapi yang terdekat jaraknya 1 kilometer dan Cuma dapat air 1 liter per menit. Sumur-sumur juga sudah mulai kering. Karena itu, saya dan warga lainnya sering membeli air bersih jika tidak ada bantuan dari pemerintah,” pungkas Yuni.

suarabaru.id/Hana Eswe.