blank

Staf Ahli Bekraf, Adi Nugroho (kanan) menjelaskan proses kreatif produk limbah batu kepada Wabup Edi Cahyana dan Ketua Dekranasda Christanti Handayani SE.(Foto: SB/Tuhu)

 

BOROBUDUR – Limbah batu yang banyak di kawasan sentra industri patung Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, diolah menjadi produk berkualitas tinggi.

“Selama ini limbah batu tidak ada nilai ekonominya. Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) memberikan bimbingan teknis kepada UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah,” kata Adi Nugroho, Staf Ahli Bekraf, Sabtu (20/7).

Ia mengatakan, pelaku usaha UMKM yang dibina telah memiliki ketrampilan yang memadai. Tetapi bila mereka memiliki mesin bor duduk, akan menambah presisi produk. Hal itu akan menambahkan kualitas.

Menurut dia, perlu adanya bantuan pemerintah untuk pemasaran produk.

Dalam tahun ini, Bekraf memberikan pendampingan terhadap kerajinan batu di Muntilan, kerajinan bambu dan anyaman pandan Borobudur.

Bupati Magelang Zaenal Arifin SIP mengatakan, kegiatan kreatif Tim Bekraf dalam rangka meningkatkan kualitas produk dan kemasan. Diharapkan ke depan bisa menjadi icon Kabupaten Magelang.

“Sumber daya alam adalah potensi ekonomi yang bisa dikembangkan dengan keuletan serta kreativias dan inovasi. Sehingga bisa menghasilkan produk yang memiliki nilai jual tinggi,” katanya melalui Wabup Edi Cahyana SE.

Disebutkan, jumlah UMKM di Kabupaten Magelang 160 ribu unit usaha dan sebagian besar belum tersentuh proses kreatif dan inovasi. (Suarabaru.id/TuhuPrihantoro)