blank
Sadio Mane/dok

KAIRO – Rivalitas bintang Senegal Sadio Mane dan Riyad Mahrez, kapten Aljazair, akan mencapai puncak dalam final Piala Afrika 2019 di Stadion Internasional Kairo, Mesir, Jumat (19/7) dini hari WIB. Peran keduanya amat krusial bagi tim nasionalnya masing-masing. Mane, yang musim lalu sangat tajam bersama Liverpool, diandalkan pelatih Aliou Cisse untuk memenangi trofi pertama Piala Afrika. Penyerang bertampang kalem ini telah mencetak tiga gol di Mesir. Namun, dalam dua laga terakhir dia gagal menyumbang gol.

Cisse optimistis skuadnya bisa melakukan revans. Pada fase grup, Singa-singa Teranga ditundukkan Aljazair 0-1. Senegal dipastikan tak bisa turun full team. Pasalnya, bek tengah Kalidou Koulibaly harus absen lantaran akumulasi kartu kuning. Posisinya bakal digantikan Sali Sane. Cisse akan tetap mengusung skema 4-2-3-1. M’Baye Niang atau M’Baye Diagne diplot sebagai striker yang dilapis Mane, Idrissa Gana Gueye, dan Ismaila Sarr. Secara keseluruhan, kedua tim sama-sama paling rancak di Negeri Piramid. Hanya, Aljazair memiliki pertahanan yang lebih solid.

Di kubu Si Rubah Padang Pasir, pelatih Djamel Belmadi bakal mempertahankan 11 starter andalannya. Aljazair mengejar titel kedua selepas sukses pada 1990. Mahrez kembali memegang kendali serangan skuadnya. Bintang Manchester City itu membuktikan kualitasnya dengan mencetak gol kemenangan ketika mendepak Nigeria di semifinal.

Final tahun ini tampaknya bakal berlangsung sengit dan ketat. Secara teknis, Si Rubah Padang Pasir dan Senegal memiliki komposisi pemain yang berkualitas. Pada pertemuan di fase grup, Aljazair terlihat lebih rapi. Namun, Singa-singa Teranga punya tembakan ke gawang yang lebih banyak. Belmadi siap menerapkan formasi 4-1-4-1. Baghdad Bounedjah akan menjadi striker tunggal yang ditopang empat gelandang serang, Mahrez, Youcef Belaili, Sofiane Feghouli, dan Ismael Bennacer. (rr)