blank
Kepala Program Studi Ketahanan Pangan Nasional Sekolah Pascasarjana UGM, Prof Dr Armeidy Armawi MSi (tengah), didampingi Kepala Desa Kadiwono Ahmad Ridwan (kanan).(Djamal A Garhan)
blank
Warga Desa Kadiwono, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, tengah membuat pakan sapi dengan metode terbaru di bawah bombingan mahasiswa Program Studi Ketahanan Pangan Nasional Sekolah Pascasarjana UGM Jogja, Senin (15/7).(Djamal A Garhan)

REMBANG – Pengembangan teknologi peternakan jadi hal yang wajib dilakukan guna meningkatkan ketahanan pangan dan memperkuat daya saing bangsa. Hal itu yang menjadi perhatian utama mahasiswa Program Studi Ketahanan Pangan Nasional Sekolah Pascasarjana Universitas Gajah Mada (UGM) Jogja, dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Kadiwono, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Senin (15/7).

Kegiatan berlangsung selama 7 hari, diikuti 15 mahasiswa dan 6 pendamping. Selama di Desa Kadiwono, mereka fokus pada pengembangan teknologi pangan, salah satu kegiatannya adalah pelatihan pembuatan pakan ternak sapi dengan metode terbaru.

Kepala Program Studi Ketahanan Pangan Nasional Sekolah Pascasarjana UGM, Prof Dr Armeidy Armawi MSi, kepada suarabaru.id menjelaskan, acara itu bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan para peserta kegiatan mengenai metode dan teknologi pakan dan nutrisi ternak yang berkembang di industri dunia.

Pelatihan ini diikuti oleh puluhan warga yang umumnya bekerja sebagai petani dan memiliki pekerjaan sambilan sebagai peternak sapi. ”Kami harap kegiatan ini berkesinambungan, sehingga bisa memberi manfaat lebih kepada masyarakat,” katanya.

Armeidy Armawi mengaku keheranan melihat masyarakat di Desa Kadiwono yang terletak di tengah hutan, namun memiliki etos kerja tinggi dan kemauan keras untuk maju. Ia juga melihat cukup banyak peluang kerja yang bisa dikembangkan d desa ini, salah satunya industri pakan ternak.

Mahasiswa Pascasarjana UGM yang melakukan pengabdian di Desa Kadiwono, kata Armeidy, semuanya sudah bekerja dan berasal dari berbagai daerah. Mereka berada di desa ini, selain melakukan pengabdian, juga sambil belajar memahami lingkungan baru.

Dalam kegiatannya, para mahasiswa Pascasarjana UGM menularkan ilmunya, khususnya inovasi pakan sapi berbahan dasar limbah, seperti batang pisang, daun padi kering (jerami), dan rumput gajah.

Dari bahan dasar itu, setelah dirajang kemudian dicampur ampas tahu/ketela, katul, garam, tetes tebu, dan diproses fermentasi. “Inovasi pakan sapi ini mengandung nutrisi tinggi, sehingga cukup efektif untuk penggemukan ternak sapi,” kata salah satu mahasiswa yang tengah membimbing warga untuk mempraktekkan pembuatan pakan sapi.

Pemanfaatan potensi perkebunan pisang sebagai bahan pakan untuk ternak sapi, dapat dijadikan solusi terbaik. Lebih lagi, Desa Kadiwono memiliki banyak tanaman pisang, sehingga sangat potensial  untuk mendukung perkembangan populasi sapi nasional.

Kepala Desa Kadiwono Ahmad Ridwan didampingi Camat Bulu Slamet Riyadi menjelaskan, kegiatan ini penting bagi masyarakat di desanya. Semoga dengan pengabdian mahasiswa pascasarjana UGM ini, pengetahuan dan keterampilan masyarakat Desa Kadiwono dapat lebih berinovatif dalam budidaya ternak sapi, sehingga dapat berkontribusi langsung dalam peningkatan populasi ternak di Indonesia,” pungkasnya.(suarabaru.id/Djamal A Garhan)