blank
Sepasang finalis Mas Mbak sedang unjuk gigi di atas catwalk pada malam grandfinal Pemilihan Mas Mbak Grobogan 2019. Foto: Hana Eswe.

GROBOGAN – Tidak seperti hari biasanya, masyarakat memadati pendopo Kabupaten Grobogan, Jumat (12/7) malam. Di sana, mereka terlihat antusias menonton para finalis Duta Wisata 2019 yang bersaing memperebutkan gelar Mbak dan Mas Grobogan tahun 2019.

Jumlah penonton lebih banyak daripada pemilihan mas mbak tahun sebelumnya. Bahkan, mereka yang tidak mendapatkan tempat duduk di dalam pendopo dapat melihat dari luar pendopo saat para finalis yang tengah berlenggak-lenggok di atas catwalk.

Hadir dalam momen tersebut, Bupati Grobogan Sri Sumarni,  Sekda Grobogan Moh Soemarsono, Kepala Disporabudpar Kabupaten Grobogan serta beberapa tamu undangan lainnya. Dalam kesemptan tersebut, Bupati membuka langsung malam grand final Pemilihan Mas dan Mbak Kabupaten Grobogan 2019.

Pada momen ini, Hardhio Skriptaniko dan Anita Citra Agustina ditetapkan menjadi Mas dan Mbak Kabupaten Grobogan 2019. Sebelumnya, mereka dan para finalis ini mendapatkan pertanyaan dari dewan juri seputar kepariwisataan dan potensi yang ada di Kabupaten Grobogan ini.

Pemilihan Mas Mbak Kabupaten Grobogan 2019 ini diharapkan dapat sesuai dengan yang diinginkan masyarakat, seperti pelaku wisata yang ada di Kabupaten Grobogan. Antara lain, Muhadi, pengelola Candi Joglo Purwodadi.

“Duta wisata kedepannya menjadi wajah pariwisata Grobogan. Kami dari pelaku wisata Grobogan sangat antusias dan mensupport karena para duta wisata akan membawa nama wisata Grobogan keluar daerah bahkan tingkat nasional sebagai penghantar dan pintu masuk wajah pariwisata Grobogan,” jelas Muhadi.

Duta Wisata Jadi Corong Kabupaten Grobogan

Sementara itu, Sekda Grobogan Moh Seomarsono juga mengharapkan duta wisata menjadi corong Kabupaten Grobogan. Hal itu disampaikannya sehari sebelum pelaksanaan Pemilihan Mas Mbak Grobogan 2019, Kamis (11/7) lalu.

blank
Bupati Grobogan memukul gong tanda dibukanya Malam Pemilihan Mas Mbak Grobogan 2019. Foto: Hana Eswe.

Menurut Soemarsono, para finalis yang terpilih tidak yang hanya tampan atau cantik. Tetapi, mereka yang terpilih mempunyai elektabilitas yang mampu mengkomunikasikan kepada masyarakat mengenai potensi Kabupaten Grobogan.

“Dengan adanya duta wisata diharapkan menjadi corong kabupaten grobogan baik masyarakat maupun pemerintah untuk menyosialisasikan potensi wisata yang dimilki Kabupaten Grobogan. Dimana-mana fungsi duta wisata, di kabupaten-kabupaten lain juga seperti ini. Bahkan di luar negeri juga ada pemilihan seperti pemilihan mas dan mbak ini,” ujar Soemarsono.

Untuk memperkenalkan potensi pariwisata terutama di wilayah Kabupaten Grobogan, pihaknya menjelaskan bukan hanya tugas duta wisata saja. Investor juga diharapkan dapat datang ke Kabupaten Grobogan untuk membangun sektor pariwisata.

“Pembangunan pariwisata ini memang tidak seharusnya dibebankan kepada pemerintah saja, justru kita berharap ada investor yang masuk untuk mengelola wisata, contoh di Bandung. Ketika kita masuk ke area wisata tertentu itu belum tentu milik pemerintah, melainkan milik investor atau pengusaha. Contoh lagi seperti di kampung bambu itu ‘kan milik masyarakat. Nah, kita harapkan di Grobogan juga seperti itu. Ada masyarakat asli Grobogan yang memiliki jiwa bisnis itu bisa mengembangkan potensi wisata yang ada disini,” ujar Soemarsono yang ditemui suarabaru.id di ruang kerjanya.

Dikatakan Soemarsono,  masyarakat atau pengusaha yang mau atau berani mengelola potensi wisata yang ada di Kabupaten Grobogan tidak perlu takut. Terutama soal perizinan.

“Kita sangat welcome mengundang investor. Kita sudah ada DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu-red). Untuk mengurus izin itu tidak perlu kemana-mana. Di situ saja sudah selesai. Jadi, kita permudah dalam mengurus izinnya dan tidak ada pungutan apapun. Dengan demikian, kita harapkan ada banyak investor yang mau datang ke Kabupaten Grobogan,” jelasnya.

Pihaknya mencontohkan Candi Joglo yang saat ini menjadi potensi wisata paling banyak dikunjungi wisatawan itu justru dikembangkan masyarakat setempat. Soemarsono mengharapkan duta wisata bisa menjadi corong ketika ada tamu dari luar daerah atau diundang kementerian atau daerah-daerah lain bisa menyampaikan potensi wisata yang ada di wilayah ini. Contohnya seperti Candi Joglo, Museum Fosil Banjarejo Gabus, Bledug Kuwu, dan tempat-tempat wisata lainnya di Kabupaten Grobogan.

suarabaru.id/Hana Eswe.