blank

Para pedagang di pasar darurat tampak lesu menunggu kepastian penempatan di Pasar Muntilan yang baru. (Foto:SB/Tuhu)

MUNTILAN- Pasar Muntilan yang baru, masih lengang. Walaupun pembangunanya selesai sejak pertengahan Januari 2019. Ribuan pedagang masih berjualan di pasar darurat, menunggu kepastian penempatan kembali.

“Belum ada informasi sama sekali, baik dari paguyuban pedagang maupun  Pemkab Magelang, Jawa Tengah,” kata Musa, pedagang pakaian, dan Gunarto, penjual sepatu, Rabu (10/7).

Sementara itu Bu Nur, pedagang pakaian, mendengar kabar tentang adanya rencana peresmian pasar berlantai tiga itu akhir bulan ini. Penempatan pedagang direncanakan awal Agustus 2019.

Bagi Bu Atik Barokah, juga pedagang pakaian,  dirinya siap boyongan ke pasar baru yang dibangun di atas tanah 21.900 m2, itu, kapan saja, setelah ada kejelasan dari yang berwenang.

Ditanya harga kios atau los Pasar Muntilan yang baru, tak ada pedagang yang tahu. Tetapi isu yang berkembang, pedagang lama yang mengantongi surat ijin hak penempatan, diberi subsidi 25 persen.

Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Magelang, Hibatun Wafiroh, meminta, pemkab segera memindahkan pedagang dari aktivitasnya di pasar darurat ke pasar baru.

“Rencana boyongan pedagang jangan molor terus. Tetapi hendaknya harus disiapkan secara matang, agar tidak merepotkan pedagang. Berbagai kemungkinan adanya kendala harus diantisipasi,” katanya.

Pasar Muntilan direnovasi menjadi berlantai tiga. Pelaksanaannya selama dua tahun anggaran, 2017-2018. Selama itu ribuan pedagang ditempatkan di pasar darurat yang berlokasi di atas tanah bengkok Desa Pucungrejo.

Berdasarkan kontrak awal, biaya pembangunan dari APBD Rp 85.261.450.000. Karena ada tambahan pekerjaan untuk penyempurnaan, biaya membengkak menjadi sekitar Rp 93 miliar.  (Suarabaru.id/Tuhu Prihantoro)