blank
Salah satu dari banyak fasilitas di BU Project (proyek Lapangan Banyu Urip), Jalan Raya Cepu-Bojonegoro KM-16, Desa Bonorejo, Kecamatan Gayam, Bojonegoro. (Foto : SB/Wahono

BLORA – Kabar menggemberikan datang dari Blok Cepu. Selain produksi crude oil (minyak mentah) stabil di angka 220.000 BOPD, perkiraaan cadangan minyak di perut bumi Lapangan Banyu Urip mencapai 823 juta barel.

Sebelumnya, candangan minyak di Lapangan Banyu Urip hanya sekitar 450 juta barel, namun dari hasil perencanaan pengembangan lapangan atau plan of development (PoD), cadangannya meningkat mencapai 823 juta barel.

“Ada peningkatan cadangan 80 persen. Sebelunmya 450 juta barel, temuan PoD menjadi 823 juta barel,” beber Juru Bicara EMCL, Rexy Mawardijaya, Rabu (10/7/2019).

Rexy membenarkan, besaran produksi Blok Cepu yang dioperatori ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), telah membuktikan kinerja positif dengan besaran 220.000 barel oil per day (barel perharinya).

Menurutnya, dengan besaran produksi Lapangan Banyu Urip 220.000 BOPD tersebut, adalah sesuai dengan izin analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal).

Rexy menambahkan, EMCL akan terus bekerjasama dengan pemerintah untuk memaksimalkan produksi Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu, demi membantu memenuhi kebutuhan energi Indonesia.

“Selaku operator Blok Cepu, EMCL memastikan operasi yang aman dan dapat diandalkan,” jelasnya melalui telepon.

blank
Juru Bicara EMCL, Rexy Mawardijaya (paling kanan), diampingi Humas EMCL Amaliki Ukay S. Subqy (paling kiri) saat silahturahmi dan paparan Blok Cepu pada pengurus PWI Jateng (Foto : SB/Wahono)

Belum Stabil

Rexy Mawardijaya menambahkan, bahwa target  produksi puncak adalah 165.000 hingga 185.000 BOPD, dan itu sudah terealisasi 2,6 tahun lalu. Jika saat ini mencapai 220.000 BOPD ini atas kebijakan SKK Migas.

Terpisah, pejabat  Humas SKK Migas Perwakilan Jawa, Bali dan Nusa Tenggara (Jabanusa), Doni Ariyanto, menambahkan informasi produksi Lapangan Banyu Urip 225.000 BOPD, adalah angka yang belum stabil.

Diakuinya, produksi Lapangan Banyu Urip memang sempat pada angka 225.000 BOPD, itu hanya saat high rate test (uji coba tingkat tinggi), dan sifatnya tidak stabil.

“Pastinya, produksi Lapangan Banyu Urip pada angka 220.000 BOPD, angka yang kini semakin stabil,” jelas Doni.

Terkait proyek baru yang sedang digarap EMCL, anak perusahaan ExxonMobil Indonesia, adalah menyiapkan lapangan baru di Kedung Keris dengan target produksi bertahap hingga 10.000 BOPH.

Lapangan Kedung Keris (KDK) masuk wilayah Desa Sukoharjo, Kecamatan Kalitidu, sudah pada penanaman pipa, dan berjalalan lancar.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mendukung penuh Lapangan KDK, dengan telah menyetujui rencana pengembangan (Plan of Development atau PoD), pungkas Doni Ariyanto.

Suarabaru.id/Wahono