blank
Kondisi saat ini badan Waduk Tempuran di sayap timur mengalami kekeringan, hanya terlihat hamparan rumput hijau. (Foto : SB/Wahono)

BLORA – Air baku Waduk Tempuran, di Desa Tempuran, Kecamatan Kota Blora, mengalami kekeringan serius dan krisis air. Dengan kondisi seperti itu, air yang masih ada saat ini, hanya sebatas untuk pembasahan dasar waduk.

Pantauan di lokasi waduk berjarak sekitar 9,6 kilometer utara Kota Blora, Senin (8/7/2019), keadaannya benar-benar memprihatinkan. Badan waduk sayap timur kering total dan ditumbuhi rumput.

Sementara badan waduk sayap barat, airnya semakin kritis, selain  dampak musim kemarau (kering), pintu air harus dibuka untuk pengairan lahan-lahan pertanian masyarakat di sekitar waduk.

“Saya harus pasang pompa air, jika tidak sawah saya tak dapat air,” ungkap Suyat (51), petani warga Tempuran.

Suradi (44), juga harus merekayasa air Waduk Tempuran, menyedotnya dengan pompa air untuk mengairi sawah, agar bulir padi tetap baik dan hasil panen juga baik.

Terpisah operator Waduk Tempuran, Giyono, mengakuinya air baku waduk yang dikelolanya semakin kritis dengan cadangan air saat ini tinggal sekitar 25.000 sampai 35.000 M3.

blank
Dalam kondisi normal kanan-kiri jembatan ini tertutup air. Namun karena krisis air (kekeringan) kini hanya tampak tanah kering dasar waduk. (Foto : SB/Wahono)

Sedimentasi

Dalam kondisi normal, lanjutnya, waduk dengan luas total 54 hektare dan mampu mengairi lahan pertanian 820 hektare, bisa menampung air 2,4 juta M3 air hujan.

Menurutnya, meski setok air baku di waduk eks peninggalan Belanda itu semakin kritis, air yang ada tetap diperbolehkan disedot untuk keperluan pertanian.

Dijelaskan, tahun ini setok air baku waduk memang sangat minim. Air hujan tidak bisa tertampung signifikan, karena tahun ini ada pekerjaan pengerukan sedimentasi lumpur.

“Ada pekerjaan pengerukan sedimentasi, praktis badan waduk sayap timur tahun ini tidak bisa menampung air hujan,” tambah Giyono.

Giyono berharap, musim kemarau 2019 ini segera berakhir, segera turun hujan dengan intensitas tinggi, agar Waduk Tempuran segera terisi air untuk keperluan masyakat luas.

SuaraBaru.id/Wahono