blank
HANGAT: Ketum KONI Jateng, Subroto (tengah), didampingi Waketum I Bona Ventura dan Waketum IV Amir Machmud, dalam perbincangan hangat dengan wartawan peliput olahraga. Foto: riyan

SEMARANG– Fenomena “pembajakan” atlet di dunia olahraga Indonesia, sampai saat ini masih saja terjadi. Baik pada tingkatan Pekan Olahraga Nasional (PON) atau bahkan pada tataran Pekan Olahraga Provinsi (Porprov). Saling serobot atlet dengan iming-iming uang dan pekerjaan, menjadi salah satu senjata ampuh untuk menarik atlet-atlet potensial milik suatu daerah.

Hal itu seperti yang disampaikan Ketua Umum KONI Jateng Subroto, dalam kegiatan Coffee Morning, yang dilakukan di Ruang Rapat KONI Jateng, Jatidiri, Senin (8/7). Hadir dalam acara ini, seluruh jajaran pengurus olahraga tertinggi di Jateng, seperti Waketum I Bona Ventura, Waketum II Sudarsono, Waketum III Harry Nuryanto, Waketum IV Amir Machmud dan Sekum Heny Setyowati.

”Hal-hal seperti itulah yang mencederai semangat sportivitas para insan-insan olahraga, yang setiap harinya berkecimpung di dunia olahraga. Pentingnya pembinaan atlet sejak usai dini, barangkali menjadi salah satu cara untuk mencegah atlet keluar dari daerahnya sendiri. Meskipun tidak menutup kemungkinan, atlet tetap saja pindah ke daerah lain akibat iming-iming yang menarik,” kata Subroto, dalam acara yang berlangsung hangat itu.

UU SKN
Menurut dia, penyelesaian sengketa “pembajakan” atlet harus diselesaikan dengan cara yang lebih baik lagi dan elegan. Meski saat ini sudah ada Badan Arbitrase Olahraga Indonesia (Baori), namun seringkali hasil putusannya tidak bisa memuaskan semua pihak.

”Penyelesaian sengketa pembajakan atlet harus diselesaikan dengan tegas atau dengan cara yang lebih baik lagi. Sanksi bisa diberikan pada daerah yang melakukan pembajakan, atau atlet yang hengkang dari daerahnya sendiri,” papar Subroto, yang kemudian merujuk pada pada Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional (UU SKN), yang hanya memberikan sanksi administrasi pada pihak yang bersalah, tanpa adanya sanksi hukum, untuk memberi efek jera.

Berkaitan dengan persiapan kontingen Jateng jelang turun berlaga di ajang PON XX/2020 di Papua nanti, dia sudah menyatakan kesiapannya. ”Kami berharap, para atlet berlaga sekuat kemampuan dan mampu menjunjung tinggi sikap sportivitas,” ungkap dia.

suarabaru.id/Riyan