blank
Arak-arakan jondang menuju halaman masjid setempat.(Foto: Hadi P)

WARGA Desa Kawak Kecamatan Pakisaji kembali menggelar festival Jondang. Kegiatan yang dilakanakan pada Kamis, (4/7) pagi, diikuti ribuan warga desa. Mereka mengarak 60 buah jondang menuju Masjid Wali di desa tersebut.

Menurut Petinggi Desa Kawak, Eko Heri Purwanto,  jondang bagi masyarakat Jawa memiliki arti khusus.  “Jondang adalah  tempat istimewa, sebagai wadah hantaran, persembahan pada raja atau tempat perhiasan dan barang-barang berharga,” ujar Eko Heri Purwanto.

‘’Dalam pemaknaan sekarang,  arakan Jondang ini, adalah sebuah ungkapan syukur kepada Sang Pencipta, atas hasil panen yang melimpah,’’ paparnya.

Pada arak-arakan Jondang itu,  warga nampak bersuka ria. Dengan berbalut busana kebaya, dan adapula yang mengenakan pakaian serba putih lengkap dengan ikat kepala seperti budaya Bali mereka antusias mengikuti prosesi.

Sementara jondang-jondang yang dipikul, diisi berbagai hasil panen mereka. Ada jagung, cabai, sayuran, padi, nasi, dan makanan jajanan pasar.

blank
Prosesi pengarakan jondang layaknya barisan prajurit, dengan ”cucuk lampah” dua orang putri.(Foto: SB/Hadi P)

Mereka berjalan mengitari kampung, sejauh dua kilometer menuju halaman Masjid Wali. Ada sekitar 60 jondang yang ikut diarak, pada kegiatan kali ini.

Begitu sampai di halaman Masjid Wali warga kemudian khusyuk merapal doa syukur. Lantas, isi jondang-jondang itu dimakan secara bersama-sama.

Festival Jondang merupakan ikhtiar warga dan pemerintah desa untuk mensyukuri hasil panen serta simbul berkah Allah dalam kehidupan warga desa.

“Jondang adakah simbul harapan agar kita semua selalu berjodoh dengan segala kebaikan,” kata Eko Heri Purwanto. (SuaraBaru. Id/Hadi Priyanto)