blank
Plt Kabag Organisasi Setda Wonosobo, Tono Prihatono (tengah) sedang menjelaskan Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) yang digelar Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB). Foto : SuaraBaru.id/Muharno

WONOSOBO– Tiga inovasi yang diajukan Pemkab Wonosobo berhasil masuk Top 99 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) yang digelar Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB).

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bagian Organisasi Setda Wonosobo, Tono Prihatono mengatakan kepastian ini tertuang dalam Keputusan MenPAN-RB Nomor 1 Tahun 2019 tentang Top 99 Inovasi Pelayanan Publik tahun 2019 tanggal 18 Juni 2019.

Tiga inovasi yang diajukan Pemkab Wonosobo meliputi Layanan Budaya Baca Siswa (Labu Basi) dari SD Negeri 1 Garung dengan inovator Paryono, Pangan Lokal Sahabat Gizi Kita (PL Sagita) dari Puskesmas Garung dengan inovator Wilda lnayah.

Selain itu, juga Rumah Sakit Rasa Toyota, Sistem Perbaikan Berkelanjutan (Toyota Way) untuk RSUD Setjonegoro dari RSUD Setjonegoro dengan inovator Yudika R. Tiga inovasi tersebut dipandang punya terobosan baru dan bisa dilaksanakan.

“Tiga karya inovasi di bidang pendidikan dan kesehatan tersebut berhak menerima penghargaan nasional dari Kementerian PAN-RB pada “Awarding Top 99″ yang akan diselenggarakan 18 Juli 2019 di Semarang Jawa Tengah”, kata Tono, Sabtu (29/6).

Tahapan selanjutnya, imbuh dia, presentasi dan wawancara, untuk menentukan Top 45 Inovasi Pelayanan Publik tahun 2019, yang akan dilaksanakan 11 Juli 2019 di Kementerian PAN­ RB. Tahap ini sangat menentukan untuk bisa meraih penghargaan KIPP.

“Peserta yang diizinkan mengikuti presentasi dan wawancara adalah 5 orang, terdiri dari presenter/penyaji sebanyak 3 orang, yakni 1 orang Pimpinan Daerah, yang mana kehadiran Bupati Wonosobo menjadi poin penilaian tertinggi,” imbuhnya.

Berikutnya, kata Tono, 1 orang pimpinan Organisasi Perangkat Daerah/Unit Pelayanan Publik dan 1 orang inovator, 1 orang asisten sorot/operator dan 1 orang dokumentasi.

Tim yang ikut presentasi dan wawancara menjadi satu kesatuan yang akan dinilai. “Total waktu presentasi atau penyajian tiap inovasi 30 menit, terdiri dari presentasi selama 10 menit, yakni penyajian materi selama 7 menit dan pemutaran video berdurasi 3 menit, dilanjutkan dengan wawancara selama 20 menit”, jelanya.

blank
Bupati Wonosobo Eko Purnomo SE MM. (Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka)

Program Berkelanjutan

Konten presentasi sendiri meliputi 5 W dan 1 H (what, when, who, why, where dan how), yakni apa, kapan, siapa, mengapa, di mana dan bagaimana)  dengan ukuran penilaian meliputi keunikan, dampak, keberlanjutan program dan potensi replikasi.

Ditambahkan Tono, KIPP yang digelar Kemen PAN-RB sejak tahun 2014-2018 itu, bertujuan memperkuat komitmen Pemda dalam memberikan semangat kepada jajaran birokrasi untuk berinovasi dan keberlanjutan program. Inovasi yang dibuat harus dicantumkan dalam target kinerja.

Ada beberapa hal yang mendorong Pemkab Wonosobo mengikuti kompetisi yang paling prestisius di tanah air ini. Pertama, KIPP sejalan dengan tema dunia dalam memenuhi 17 tujuan SDGs di tahun 2030.

“PBB pertama kali menyebutkan inovasi pelayanan publik sebagai cara mendorong tercapainya 17 SDGs dalam United Nations Public Services Forum 2017 di Den Haag. Tema yang diusung adalah Accelerating Public Service for Agenda 2030,” bebernya.

Selain itu, tambah Tono, The Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) menjadikan Indonesia sebagai studi kasus dari negara-negara berkembang yang dianggap sudah maju. Sehingga ke depan program tersebut akan teralisasi di lapangan.

Alasan kedua, Bappenas telah menetapkan inovasi pelayanan publik, yang termasuk di dalamnya KIPP sebagai program strategis nasional tahun 2019. Dalam RPJM 2020-2024, inovasi pelayanan publik merupakan bagian strategis di bidang pelayanan publik.

“Penyelenggaraan kompetisi serupa KIPP yang dilakukan Kementerian, Lembaga dan Pemda sudah banyak bermunculan, dengan tetap diarahkan untuk KIPP yang diselenggarakan Kementerian PAN-RB sebagai kompetisi paling prestisius saat ini,” tegasnya.

Terkait hal tersebut, sejak tahun 2017 Kementerian Keuangan telah menetapkan hasil KIPP sebagai salah satu kategori kinerja yang diberikan Dana Insentif Daerah (DID) tahun berikutnya. Sehingga KIPP merupakan strategi menumbuhkan inovasi bukan sebagai tujuan.

“Menjadi yang terbaik tentu membanggakan tetapi menjadi yang terbaik tanpa memberikan dampak atau pengungkit perubahan, menjadikan kompetisi ini kehilangan jiwanya. Karena itu, selain menjadi yang terbaik dalam KIPP, program harus berkelanjutan,” tandas Tono.

Disebutkan, KIPP 2019 secara konsisten tetap sejalan searah dengan kebijakan reformasi birokrasi. Tema kompetisi tahun ini adalah “Inovasi Pelayanan Publik sebagai Perwujudan Percepatan Reformasi Birokrasi dan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan”.

SuaraBaru.id/Muharno Zarka