blank
Bupati HM Tamzil saat bersiap mengemudikan jip yang membawanya berkeliling Pati ayam-logung

KUDUS – Selasa siang (26/06) Bupati Kudus HM. Tamzil mengunjungi museum Pati Ayam yang terdapat di Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus. Hal itu untuk meninjau langsung dalam mencari solusi demi pengembangan situs sebagai kawasan wisata serta persoalan lahan.

Sebab, keberadaan Situs Pati Ayam yang terbukti di dalamnya terpendam fosil hewan purba, ada juga biota laut, maka sudah selayaknya untuk segera dikembangkan. Selain bisa mendongkrak pariwisata juga sebagai pusat pengembangan kepurbakalaan.

blank
HM Tamzil saat mengunjungi museum pati ayam

Sejauh ini, dalam pengelolaan situs Pati Ayam masih mengekor ke Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran. Ribuan fosil telah ditemukan di situs ini, baik fosil hewan purba yang hidup di darat maupun moluska.

HM. Tamzil pada kesempatan ini melakukan dialog dengan pimpinan OPD terkait meliputi Disbudpar, Dishub, DisKominfo, Camat Jekulo, perwakilan Perhutani, Kepala Desa Terban, dan warga sekitar. Dalam pertemuan ini HM. Tamzil mempunyai harapan yang besar terhadap potensi pengembangan Situs Pati Ayam, mulai dari potensi wisata maupun potensi warisan cagar alam.

Pengembangan situs ini perlu diawali dengan master plan yang matang dari Disbudpar Kudus sebagai pengelola, karena dengan master plan Pemerintah Kabupaten Kudus bersama Perhutani akan mengambil langkah apa yang dapat dilakukan untuk mendukung terealisasinya pengembangan situs tersebut.

Dalam hal ini Disbudpar saya tuntut kecerdasannya untuk mengkaji potensi yang ada pada Situs Pati Ayam ini, dengan tujuan pengembangan baik potensi wisata maupun potensi yang lain. “Buat master plan, kalau perlu studi banding ke Sangiran, kemudian ajukan pada tahun 2020 apa saja yang dibutuhkan, lebih cepat lebih baik, karena harapan saya akan ada wisata terintegrasi dari Museum Pati Ayam ke bendungan Logung yang bisa ditempuh dengan wisata offroad” ungkapnya.

Hasil komunikasi dengan Perhutani, luas lahan Situs Pati Ayam semula 20 hektar sekarang menjadi 58 hektar. Plt. Kepala Disbudpar Kasmudi berharap Situs Pati Ayam kedepannya akan dapat berkembang menjadi 2 jenis museum, yaitu museum indoor yang sekarang sudah ada, dan museum outdoor dimana pengunjung langsung melihat fosil purbakala ditempat ditemukannya fosil tersebut.

Sebagai contoh dengan wisata yang terintegrasi antara Bendungan Logung dengan Situs Pati Ayam melalui wisata offroad diharapkan keberadaan moseum outdoor akan menjadi potensi yang menarik dalam edukasi sejarah keberadaan fosil.

blank
Dialog Bupati bersama stakeholder terkait dan para awak media.

“Harapan kami Situs Pati Ayam akan menjadi museum yg modern dimana lahan yang awalnya hanya  20 hektar sekarang menjadi 58 hektar. Pengembangan wisata edukasi sejarah peradaban fosil merupakan potensi yang menarik, apalagi dikaitkan dengan wisata offroad menuju bendungan Logung dan sangat dibutuhkan support pemerintah dalam hal biaya,” ujarnya.

Kedepannya semua wisata di Kabupaten Kudus harus terintegrasi secara maksimal, agar objek wisata satu akan mendukung objek wisata lainnya. Dan perlu dukungan dari semua pihak untuk bisa lebih menggali lagi potensi wisata yang ada di daerahnya.(SuaraBaru.id)