blank
Petugas PT PGN saat melakukan pengecekan instalasi meter, dan jaringan gas di salah satu rumah warga Sumber, Kecamatan Kradenan, Blora. (Foto: Wahono)

BLORA – Harapan warga Blora di ring I kawasan Central Processing Plant (CPP) Blok Gundih, lokasi Proyek Pengembangan Gas Jawa (PPGJ) Blok Gundih untuk bisa menikmati gas murah, bakal segera terwujud.

Harapan tersebut segera direalisasi pemerintah pusat melalui PT. Pertamina Gas (Pertagas) pada 2020, yakni dengan memberi kuota jaringan gas (jargas) untuk program city gas (cluster gas) 4.000 sambungan.

“Saat audiensi dengan Bupati Blora, pejabat PGN dan PT Pertagas sepakat TA 2020 Blora dapat kuota 4.000 jargas,” jelas Kabag Humas Setda setempat, Mulyowati, Minggu (23/6).

Jika rencana tersebut terealisasi, lanjutnya, jaringan gas bakal menyambung di rumah-rumah warga ring I, di Kecamatan Kradenan, Kedungtuban, dan Cepu.

Mulyowati menjelaskan, Vice President (VP) Business Development PT. Pertagas, Agung Indri dan pimpinan PT. Perusahaan Gas Negara (PGN), Jumat (21/6), beraudiensi dengan Bupati H. Djoko Nugroho.

Dalam pembicaraannya, pada tahun anggaran (TA)  2020 Blora dan beberapa kota di Indonesia akan memperoleh kuota pembangunan jaringan gas rumah tangga sebanyak 4.000 sambungan rumah (SR).

blank
Central Processing Plant (CPP) Blok Gundih, lokasi Proyek Pengembangan Gas Jawa (PPGJ) Blok Gundih di Desa Sumber, Kecamatan Kradenan, Blora. (Foto: Wahono)

Mulai FEED

Indri datang ke Blora, lanjut Mulyowati, untuk keperluaan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat, yakni untuk melakukan persiapan-persiapan.

Sebagai tindak lanjut, kata Mulyowati, Juli 2019 tim PT Pertagas akan mulai melaksanakan kegiatan Front End Engineering Design (FEED) terkait teknis pembangunan jaringan, dan perkiraan biaya investasi secara kasar.

Dalam hal ini, Pertagas akan melakukan eksplorasi lapangan Alas Dara Kemuning (ADK) di Desa Nglobo, Kecamatan Jiken yang juga butuh dukungan pemerintah daerah.

Bupati Djoko Nugroho menanggapi positif rencana itu, tapi juga mempertanyakan keuntungan untuk pembangunan daerahnya masih tergolong minim.

“Nanti jangan sampai seperti proyek-proyek sebelumnya, keuntungan untuk Blora minim,” kata Mulyowati menirukan komentar Bupati Djoko Nugroho.

Santiaji, pejabat Group Head PT PGN Tbk, dalam pertemuan tersebut menyatakan akan mengusahakan perbaikan jaringan gas rumah tangga yang sudah terpasang sejak 2013 agar bisa dioperasionalkan.

Diberitakan sebelumnya, sejak prosesi trial gas in (pelaksanaan uji coba pengaliran) klaster gas (city gas) di Desa Sumber, Kecamatan Kradenan, Blora, 29 Juli 2016, jargas rumah tangga baru terealisasi 650 dri 4.025 SR.

Sebelumnya, pemerintah pusat melalui Perusahaan Gas Negara (PGN), warga di ring I kawasan Central Processing Plant (CPP) Proyek Pengembangan Gas Jawa (PPGJ) Blok Gundih, Kecamatan Kradenan, Blora, dijanjikan 4.025 SR.

Lantas, Pemkab melalui Wabup Blora H. Arief Rohman menagih janji pemerintah pusat terkait klaster gas untuk warga Blora, saat menerima kunjungan kerja tim Komisi VII DPR RI di Cepu.

Sedangkan pemanfaatan energi alternatif, khususnya gas bumi yang dimanfaatkan dari CPP Gundih, adalah untuk memenuhi target diversifikasi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 5 Tahun 2006.

 suarabaru.id/Wahono