blank
Jenazah Darmi disemayamkan di rumah duka pascaditemukan di areal hutan RPH Purwo BKPH Linduk, Kecamatan Grobogan, Senin (18/6) petang. Foto: Hana Eswe.

GROBOGAN – Hingga pukul 18.00 WIB, Suyanto (50), warga Dusun Linduk, Desa Lebak, Kecamatan Grobogan, merasa heran. Pasalnya, sang ibunda, Darmi (60) tak kunjung pulang dari ladang. Sebelumnya sekitar pukul 15.00 WIB, Darmi berpamitan hendak pergi ke persilan (ladang-red) untuk membakar tebon jagung, Selasa (18/6).

Penasaran, Suyanto mengajak tetangganya yang bernama Harno (50) untuk mencari keberadaan ibunya. Sesampainya di areal hutan RPH Purwo BKPH Linduk, tempat lahan tebon yang dibakar Darmi, Suyanto menemukan ibunya dalam kondisi telungkup di atas batu. Di samping jasad korban, terdapat bekas bakaran tebon. Kontan, Suyanto merasa terkejut dengan kondisi ibunya yang tidak merespon saat dipanggil namanya.

“Sore sekitar pukul tiga, ibu saya pamitan pergi ke persilan untuk membakar tebon soalnya habis panen. Sekitar pukul enam sore, ibu tidak juga pulang ke rumah. Saya sama tetangga, langsung ke lokasi dan menemukan ibu saya sudah telungkup di atas batu,” ujar Suyanto.

Saat itu juga, Harno melaporkan penemuan jasad tersebut ke Polsek Grobogan. Dalam laporan polisi bernomor LP/B/10/VI/2019/Polda Jateng/ Res Grob/Sek Grob, Kapolsek Grobogan Iptu Eko Bambang membenarkan adanya penemuan jasad di sekitar hutan Purwo, Linduk, Kecamatan Grobogan. Menurut dia, setelah mendapat informasi dari masyarakat, anggota Polsek Grobogan langsung mendatangi lokasi bersama tim medis dari Puskesmas Grobogan dan tim inafis Polres Grobogan.

“Benar telah ditemukan jasad wanita berumur 60 tahun di areal hutan RPH Purwo BKP Linduk. Korban saat kejadian sebelumnya membakar tebon jagung dan baru ditemukan anaknya dalam kondisi sudah tidak bernyawa. Dari hasil pemeriksaan medis, terdapat luka terbuka di bagian dahi sepanjang 1,5 cm dan luka bakar di hampir sekujur tubuhnya,” kata Iptu Eko Bambang.

Iptu Eko menambahkan, dari keterangan keluarga, korban mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan pikun. Pihak keluarga juga sudah mengikhlaskan kematian korban dan keberatan untuk dilakukan autopsi terhadap jasad korban.

“Jenazah korban sudah diserahterimakan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan secara adat istiadat setempat,” tutup Iptu Eko Bambang.

suarabaru.id/Hana Eswe