blank
KAWAL KETAT: Gelandang PSIS, Patrick Mota (kanan), mengawal ketat striker Persebaya Osvaldo Haay. Di laga ini, PSIS melayangkan protes atas kepemimpinan wasit M Adung. Foto: li

SEMARANG– Manajemen Tim PSIS (Semarang) akhirnya melayangkan surat protes ke PSSI, atas kepemimpinan wasit, pada pertandingan tandang melawan Persebaya (Surabaya), di kompetisi Shopee Liga 1 2019, di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Kamis (30/5) lalu.

Melalui surat nomor 97/PSIS-MJS/UM/V/2019, yang ditandatangani Manajer Tim PSIS, Setyo Agung Nugroho, ada dua kronologis yang disampaikan manajemen.

Yakni kejadian pada menit 52, adanya tackle di dalam kotak penalti oleh pemain Persebaya atas nama Misbakus Solikin kepada Septian David Maulana. Dalam kejadian itu, wasit tidak mengambil tindakan atau keputusan apa pun terkait insiden ini.

Kemudian pada menit 92, pemain Persebaya Elisa Yahya Basna melakukan tindakan yang sangat membahayakan, dengan sengaja menendang perut bek PSIS Fredyan Wahyu Sugiyantoro.

”Kejadian seperti ini harusnya tidak dapat di toleransi lagi, dan mendapatkan sanksi yang berat. Karena berkaca di dua kejadian sebelumnya yang hampir sama, yaitu kronologi meninggalnya striker Persiraja almarhum Akli Fairuz dan almarhum Jumadi Abdi,” kata Mas Agung, panggilan akrab Manajer Tim PSIS ini.

Menurut dia, berkaca dari dua kronologis itu, maka manajemen mengajukan protes atas kepemimpinan wasit M Adung asal Jakarta, karena berlaku tidak tegas dan tidak fair play pada pertandingan itu.

Introspeksi
Terkait surat protes yang disampaikannya itu, bukti berupa foto dan video kejadian telah dikirimkan oleh PSIS kepada Komisi Disiplin (Komdis) PSSI.

Sementara itu, Komisaris PSIS, Kairul Anwar berharap, hal itu bisa dijadikan introspeksi bagi perangkat pertandingan yang memimpin, untuk bisa lebih jeli dan tidak ragu-ragu dalam mengambil keputusan.

“Itu kemarin mutlak kesalahan wasit. Wasit seharusnya bisa lebih jelas lagi dalam memimpin pertandingan. Pertama, David mendapatkan tekel di kotak penalti, tetapi wasit tidak memberikan hadiah penalti. Kedua, jelas pemain Persebaya sengaja menginjak perut Ucil. Tetapi wasit tidak menganggap sebagai sebuah pelanggaran,” kata Kairul, Jumat (31/5).

“Kita berharap, dengan adanya surat protes ini bisa menjadi introspeksi bagi perangkat pertandingan, terutama wasit untuk bisa lebih jeli lagi. Ketika mengambil keputusan di pertandingan, wasit juga harus melihat hakim garis dan jangan ragu-ragu,” ucapnya lagi.

suarabaru.id/Riyan