blank
Wali Kota Salatiga Yuliyanto tampak hadir di antara pelayat yang mengantar jenazah almarhum Ketua MUI Kota Salatiga, KH Saefudin Zuhri ke peristirahatan terakhir. Foto : Ernawaty

SALATIGA – Ketua MUI Kota Salatiga, KH Saefudin Zuhri, meninggal dunia, saat mengimami sholat jumat di Masjid Rodhotul Muttaqin, Klumpit, Sidorejo Kidul, Kecamatan Tingkir, Salatiga, Jumat (31/5). Jenazah langsung dimakamkan di TPU setempat dengan dihantar ribuan muslim atau Jumat  malam (31/5) sekitar pukul 20.00 WIB.

Tampak di antara pengantar Wali Kota Yuliyanto, tokoh politik, tokoh agama serta organisasi Banser dan masyarakat awam. Rekam jejak Khyai Zuhri terbilang harum. Tak hanya aktif di organisasi keagamaan, KH Zuhri juga menjabat sebagai dosen FITK UIN Walisongo Semarang.

Hingga Sabtu (1/6), handai tolan yang masih terkejut berpulangnya Kyai Zuhri terus berdatangan ke rumah duka di Desa Klumpit, Kelurahan Sidorejo Kidul, Kecamatan Sidorejo, Salatiga. Salah satu tokoh masyarakat seperti Ketua PCNU Salatiga KH Zaenuri, memiliki kesan tersendiri terhadap sosok Kiai Zuhri.

Kepada wartawan Sabtu (1/6) KH Zaenuri menilai Kyai Zuhri adalah sosok yang kaya dengan ide-ide bagi umat. “Beliau itu sosok sederhana, yang fiqih serta selalu memiliki ide-ide baru bagi umat baik MUI atau pun NU,” tandas KH Zaenuri.

Banyak ia menyebut, sosok Kiai Zuhri memiliki sikap yang konsisten bahkan cenderung kaku. “Namun itulah yang membedakan beliau dengan pemimpin umat lainnya,” imbuhnya.

Satu hal diakui KH Zaenuri cita-cita belum terwujud almarhum adalah, keinginannya membuat buku saku untuk umat khususunya generasi muda terkait Amalia yang sering disalahkan kelompok lain.

“Cita-cita beliau akan kami wujudkan,” tegasnya.
Almarhum meninggalkan satu istri yang juga aktif di dunia organisasi SR Hidayah. Serta, empat orang anak.

Rekaat Pertama

“Kiai Zuhri diketahui berpulang ke haribaan-Nya dalam posisi sujud rekaat pertama,” ungkap seorang jemaat salat Jumat yang ikut mengantar almarhum.

Sebelumnya, seperti biasa mantan ketua Tanfidziyah NU Salatiga ini memberi khotbah jumat sebagai khatib. Usai menyampaikan khotbah, Kyai Zuhri mengambil sikap memimpin Salat menjadi imam.

Pada saat sujud rekaat pertama, pria yang aktif di berbagai organisasi itu tak kunjung menyelesaikan sujudnya. Seluruh jamaah pun menanti cukup lama. Setelah diperiksa Kiai Zuhri dinyatakan meninggal.

Ramai-ramai jamaah salat Jumat merebahkan tubuh sang Kyai. Dan sempat diberi pertolongan pertama oleh jemaat yang kebetulan menggeluti bidang kesehatan.

Hingga akhirnya, Kyai Zuhri sempat dilarikan ke RS DKT dr Asmir, Salatiga. Namun, tim medis menyatakan Kyai Zuhri telah meninggal dunia. “Ternyata saat diperiksa beliau sudah meninggal,” tandas warga lainnya,” pungkas warga lainya.

suara baru.id/Erna