blank
Tim riset dari Universitas Diponegoro Semarang  yang tergabung dalam "SIBAD UNDIP Group Research for Prosthetic dan Orthotic"  bekerjasama dengan Kodim 0705/ Magelang saat melakukan, scanning guna proses desain - manufaktur an ankle foot orthotic shoes bagi Ubaidilah Al Ghazali, ( 3,5 ) yang mengalami kelainan bentuk kaki.  Suarabaru.id/yon

MAGELANG-  Tim riset dari Universitas Diponegoro Semarang  yang tergabung dalam “SIBAD UNDIP Group Research for Prosthetic dan Orthotic”  bekerjasama dengan Kodim 0705/ Magelang melakukan, scanning guna proses desain – manufaktur an ankle foot orthotic shoes (sepatu AFO) bagi tiga warga Kabupaten Magelang.

Ketiga warga Kabupaten Magelang tersebut yakni Ubaidilah Al Ghazali, ( 3,5 tahun) warga Dusun Dermo 1, Desa Bringin, Kecamatan Srumbung yang menderita Deformity  Foot (kelainan bentuk kaki ) jenis Club Foot sejak lahir , Kopral Kepala (Kopka) Mugiyanto (41), anggota Koramil Borobudur yang kaki kanannya diamputasi karena terkena ranjau saat melaksanakan tugas operasi pengamanan daerah rawan di Maluku tahun 2000. Selain itu, juga dilakukan untuk kaki kiri Nurhuda (47) warga Desa Kecamatan Ngluwar yang diamputasi pada Januari lalu karena menderita diabetes.

“Kasus yang dialami Ubaidilah merupakan salah satu kasus yang cukup unik, karena salah satu kakinya memiliki telapak kaki beserta jari kaki tidak sempurna, sehingga mengalami kesulitan dalam beraktivitas sehari-hari,” kata Paulus Wisnu A, pilot project tim SIBAD UNDIP Research Group for Prosthetic and Orthotic .

Menurutnya,  penyakit yang dialami Ubaidilan ini  termasuk dalam kategori kelainan bentuk kaki, sejak lahir sehingga dibutuhkan sebuah  sepatu AFO yang cocok untuk anak tersebut dan  tidak akan dibuatkan kaki palsu. Sedangkan untuk Kopral Kepala Mugiyanto dan Nurhadi akan dilakukan disain – manufaktur kaki tiruan bawah lutut.

Ia menambahkan, kegiatan tersebut  berawal dari adanya informasi dari salah satu anggota Kodim 0705/Magelang, Sersan Mayor Sakimun yang mendapat informasi dari Babinsa Srumbung, jika di wilayah yang ada di lereng Gunung Merapi tersebut ada masyarakat yang membutuhkan kaki palsu. Dan informasi tersebut disampaikan ke relawan dan gayung pun bersambut, tim riset kemanusian dari SIBAD UNDIP bersedia membantu mengatasi keluhan warga tersebut.

Paulus berharap, dalam waktu kurang dari empat bulan ketiga orang tersebut sudah bisa menikmati kaki palsu dari SIBAD UNDIP Group Research for Prosthetic dan Orthotic yang diberikan secara cuma-cuma. Selain itu,  dari riset yang dilakukan tersebut  bisa memunculkan ide – ide kreatif riset,  yang dapat diajukan oleh team SIBAD UNDIP. Sehingga, tidak hanya menghasilkan produk kesehatan saja , tetapi juga publikasi riset ke jurnal internasional terindex scopus Q1-Q2, pengajuan patent dan sebagainya.  Suarabaru.id/yon