blank
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Wonogiri, Safuan (kiri), dan Dandim 0728 Wonogiri Letkol M Heri Amrulloh (ketiga dari kiri), mengangkat kemasan komoditas ekspor beras organik yang diberangkatkan ke Amerika.(suarabaru.id/bp)

WONOGIRI – Beras organik produksi petani Desa Kebon Agung, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Wonogiri, kini berhasil diekspor ke Amerika. Jenisnya ada tiga macam, yakni beras putih, beras merah dan beras hitam. Ekspor beras ke Negara Adi Kuasa ini, ditangani oleh PT Pangayom Tani Sejagad Badan Usaha Milik Petani.

Di Tahun 2019 ini, ekspor beras organik produk petani Desa Kebon Agung, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Wonogiri, telah dilakukan dua kali. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Wonogiri, Safuan, menyatakan,ekspor perdana dilaksanakan Bulan April dan ekspor kedua dilakukan pada Bulan Mei 2019. ”Jumlah yang diekspor masing-masing sebanyak 20 ton dan 21 ton,” jelas Safuan.

Sebagai komoditas ekspor, beras organik yang dikirim ke Amerika ini, dikemas dalam kantong plastik masing-masing dengan berat 5 Kg dan kemudian diwadah dalam kemasan kotak. Masing-masing kotak berisi 25 Kg atau sebanyak 5 kemasan plastik. Pihak pengekspor senantiasa menyesuaikan permintaan importir atau pemesan. Ada yang minta dioplos antara beras putih dan merah, ada yang khusus merah atau yang hitam. Ekspor dilakukan bekerjasama dengan PT Bloom Agre Indonesia, dengan harga per Kilogram (Kg) Rp 30 ribu. Harga ini, setara dengan 3 Kg beras jenis medium yang biasa dipasarkan di Kabupaten Wonogiri.

Lahan penanaman beras organik di Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Wonogiri, kini mencapai sekitar 600 Hektare (Ha). Produksinya mencapai 5,5 Ton Gabah Kering Giling (GKG) untuk setiap Hektarenya, atau equivalen (setara) dengan produksi sekitar 2.000 ton beras. ”Setahun dapat dibudidayakan dua kali panen, dengan menggunakan lahan sawah beririgasi teknis,” jelas Safuan.

Di Kabupaten Wonogiri, budidaya padi organik juga dikembangkan di wilayah Kecamatan Nguntoronadi, dengan binaan Tenaga Harian Lepas (THL) Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Wahyu Tulus Widodo. Luas arealnya mencapai 30 Ha, dengan dua kali panen untuk setiap tahunnya. Total produksinya mencapai sekitar 240 ton dalam dua kali panen per tahunnya.

Sebagai PPL, Wahyu Tulus Widodo, pernah dua kali dipanggil ke Istana Presiden di Jakarta, terkait dengan prestasinya sebagai peraih anugerah Adi Karya Pangan tingkat nasional di Tahun 2012 dan Tahun 2013. Bersama itu, Wahyu Tulus Widodo juga meraih gelar sebagai THL-PPL teladan nasional. Wahyu Tulus juga aktif membimbing petani di Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri, untuk membudidayakan hortikultura jenis Mangga dan Buah Naga.(suarabaru.id/bp)