blank
Kegiatan media gathering yang diselenggarakan oleh Tanoto Foundation.

WONOGIRI – Program Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran (PINTAR) Tanoto Foundation bekerja sama dengan Room to Read dan Provisi kembali menghibahkan buku bacaan nonpelajaran kepada sekolah dan madrasah mitra di Kabupaten Wonogiri.

Bantuan ini diberikan kepada sekolah/madrasah untuk terus konsisten menggiatkan program Budaya Baca yang telah dilatihkan dan didampingi sebelumnya.

“Dalam penguatan budaya baca perlu diperhatikan tiga isu utama, yaitu pembiasaan, keteladanan, dan ketersediaan buku. Pembiasaan dan keteladaan secara bertahap telah dilakukan sekolah dan madrasah.

Program-program unggulan literasi telah mulai digalakkan. Namun, kami melihat perlu penambahan secara bertahap koleksi buku non pelajaran yang harus dibaca oleh anak-anak,” kata Koordinator PINTAR Tanoto Foundation Provinsi Jawa Tengah Dr Nurkolis MM dalam siaran pers yang diterima, Kamis (16/5).

Doktor bidang manajemen pendidikan ini menjelaskan, di sekolah mitra, contohnya di SDN 1 Purworejo, Wonogiri rata-rata siswanya  telah membaca 30 judul buku selama kurun waktu 4 bulan.

Data ini terlihat dari jumlah judul yang di tempel di pohon baca di kelasnya. Pohon baca digunakan sekolah untuk mendeteksi dan memberikan penghargaan kepada siswa. Setiap selesai membaca satu buku, siswa-siswa diminta untuk menuliskan judul yang dibacanya di daun judul, kemudian menempelkan di pohon baca.

“Bisa dibayangkan bila semangat membaca seperti ini tidak didukung oleh suplai buku yang melimpah dan beraneka ragam. Program-program seperti 15 menit membaca buku nonpelajaran, penyediaan pojok baca, taman baca, gerakan literasi sekolah dan berbagai program keteladanan akan kandas, karena semua buku telah habis dibaca oleh siswa.

Selain itu, jumlah buku bacaan yang beredar di toko-toko juga terbatas. Sehingga sebenarnya kita sedang menghadapi darurat buku bacaan non pelajaran untuk siswa di sekolah,” kata Dr Nurkolis.

Hibah buku bacaan non pelajaran gelombang kedua ini diberikan kepada 49 sekolah/madrasah di Jawa Tengah dengan jumlah 2.940 buku. Setiap lembaga diberikan 60 buku yang berisi 20 judul. Buku-buku ini telah disusun secara berjenjang untuk memenuhi kebutuhan literasi siswa.

Kepala SDN 2 Wonoboyo, Wiwik Purwaningsih menyampaikan saat mempresentasikan perkembangan sekolah saatdalam kegiatan media gathering.

Di tahun 2018 lalu, sekolahnya telah menerima hibah seri pertama buku sejenis dengan jumlahnya sama seperti hibah tahun ini. Buku tersebut telah digunakan untuk menguatkan kegiatan budaya baca di sekolah.

Beberapa kegiatan peguatan budaya baca yang di lakukan di SDN 2 Wonoboyo di antaranya mulai dari penyediaan pojok baca dengan rak buku, lukisan dinding, karpet, dan buku-buku, pembiasaan membaca setiap hari sebelum pelajaran dimulai, pembuatan resume dari buku yang dibaca siswa, keteladanan bersama-sama guru, kepala sekolah atau orang tua ikut membaca setiap hari, dan gerakan literasi yang terintegrasi dalam pembelajaran.

“Kebutuhan buku bacaan sangat besar, karena setiap hari kami selalu dorong siswa untuk membaca buku non pelajaran. Terkadang kami membeli atau ada sumbangan dari pihak luar, namun jenisnya hampir sama. Mungkin itu yang banyak tersedia dipasaran. Tentu saja suplai ini akan kami butuhkan terus. Dengan tambahan suplai buku ini, akan jadi pemicu kami untuk pengembangan berbagai program budaya baca lebih lanjut,” ungkap Wiwik dengan semangat.

Di tempat yang sama, diselenggarakan pula diskusi pendidikan dan Media Gathering antara pemangku kepentingan pendidikan di Kabupaten Wonogiri dengan Program PINTAR Tanoto Foundation. Tidak terkecuali juga unsur media juga dilibatkan sebagai salah satu stakeholder penting dalam kesuksesan pencapaian tujuan pendidikan.

Dalam diskusi tersebut akhirnya dirumuskan beberapa rekomendasi untuk mendorong sinergi antara sekolah/madrasah, Dinas Pendidikan, Kemenag, dan pemerintah kabupaten untuk merangkum berbagai capaian unggulan sekolah, masalah dan hambatan yang muncul, serta berbagai pemetaan strategis peran masing-masing stakeholder untuk mensolusikannya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri, Drs. Siswanto, M.Pd menyampaikan pentingnya untuk menerapkan praktik baik-praktik baik yang telah dilatihkan dan didampingi oleh Program PINTAR Tanoto Foundation. Berubah merupakan bagian penting yang harus dilakukan ke sekolah. Dan perubahan itu harus positif. Tertuju pada target pencapaian kualitas.

“Praktik baik dari Tanoto Foundation ini sangat bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan di sekolah. Begitu banyak hal menarik dan bermanfaat yang dapat di implementasikan, dan ini menjadi pola yang segar untuk memangkas rasa jenuh pada kegiatan-kegiatan normatif dan rutinitas. Baik di pembelajaran, budaya baca, maupun manajemen sekolah. Sehingga penting kita duduk di acara ini untuk membuat sebuah percepatan, perubahan dan suatu system model yang lebih pasti dan terukur untuk peningkatan kualitas pendidikan di Wonogiri,” harap Kadindik.

Di sisi lain, seluruh media di Wonogiri juga dipertemukan untuk mengetahui bagaimana program PINTAR Tanoto Foundation sebagai Yayasan Filantropi bekerja dalam mendorong peningkatan kualitas pendidikan. Harapannya, pasca diskusi dan sinergi ini akan semakin banyak praktik-praktik baik pendidikan yang merupakan tanggung jawab bersama bisa lebih banyak yang tahu dan menerapkan.

Awak media ini diberikan gambaran umum tentang bagaimana program PINTAR diimplementasikan, mensimulasikan pembelajaran aktif dan mendengar testimoni keberhasilan program dari penerima manfaat yaitu SDN 2 Wonoboyo. Terakhir mereka memberikan masukan tentang sinergi dari Media dengan program PINTAR, bahwa peningkatan kualitas pendidikan merupakan tanggung jawab bersama dan harus diupayakan bersama-sama pula.

Suarabaru.id/edi