blank
Dinas Perdagangan Kota Semarang melakukan pantauan langsung ke sejumlah pasar tradisional dan modern yang ada di Kota Semarang (Hery Priyono)

SEMARANG – Dinas Perdagangan Kota Semarang melakukan pantauan ke sejumlah pasar, baik pasar modern maupun pasar tradisional, Senin (13/5) siang. Pantauan tersebut dilakukan untuk melihat pergerakan harga komoditas bahan pokok selama bulan puasa dan jelang hari raya Lebaran.

Dipimpin langsung oleh Kepala Disdag Fajar Purwoto, tim langsung bergerak ke sejumlah tempat seperti Pasar Bulu, Superindo, Giant, dan Pasar Karangayu. Tak lupa dalam giat tersebut turut serta anggota BPOM dan satgas pangan.

“Dari hasil evaluasi di pasar tradisional untuk bawang merah harganya masih Rp 30.000 dan bawang putih kating Rp 40.000, namun di pasar modern harganya masih tinggi kisaran Rp 60.000 ke atas. Oleh karena itu kami sudah memerintahkan untuk menurunkan harganya,” kata Fajar.

Fajar menjelaskan, berdasarkan instruksi Menteri Perdagangan dan Asosiasi Pasar Seluruh Indonesia (Asparindo) kisaran harga bawang merah seharusnya berada diharga Rp 30.000 dan bawang putih kating diharga Rp 40.000. Oleh karenanya pasar-pasar baik yang modern atau tradisional diminta untuk menyamakan harga standar untuk komoditas tersebut.

“Ke depan saya akan tinjauan lagi, dan akan mengajak pihak polrestabes untuk mengecek. Kalau nanti ditemukan harganya masih tinggi, maka akan diambil tindakan. Karena orang yang biasa datang ke mall (pasar modern) taunya harganya mahal terus, padahal kami sudah maksimal menormalkan harga dengan menggelontorkan stok bawang,” kata Fajar.

Dalam upaya menjaga stabilitas harga bawang, Fajar mengatakan, pihak Disdag hingga kini sudah menambah suply stok bawang merah dan bawang putih kating hingga 85 ton yang digelontorkan di pasar-pasar sehingga harga pasar yang terjadi menjadi normal.

Selain memantau komoditas bawang, dalam kesempatan tersebut Disdag juga melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah komoditas bahan pokok lainnya seperti telur dan makanan kaleng. Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan hal-hal yang merugikan, baik dari segi kelayakan konsumsi hingga tanggal kedaluwarsa.

“Pengawasan makanan kaleng kita datang kesini ngecek ternyata masih layak konsumsi, sehingga masyarakat dipastikan aman mengonsumsi makanan yang ada di pasar tradisional dan modern. Kalau kemarin ada kabar telur palsu dibeberapa daerah, kami sudah cek di tiga tempat disini saya nyatakan telur kita masih aman masih asli,” katanya.