blank
Mauricio Pochettino menangis dalam pelukan Hugo Lloris. Foto: dailymail
AMSTERDAM– Dua klub asal Liga Inggris, Liverpool dan Tottenham Hotspur akhirnya memastikan diri bertemu di partai final Liga Champions musim 2018/19. Pertarungan dua tim besar ini, dijadwalkan dilangsungkan di Stadion Wanda Metropolitano, Minggu (2/6) dini hari WIB.
Pada babak semi final leg I, Liverpool dan Spurs sebenarnya sama-sama tidak diunggulkan untuk bisa lolos ke final, usai menelan hasil buruk di pertemuan pertama. Namun keduanya justru mampu bangkit dan meraih hasil luar biasa pada laga leg II.
Pada babak semi final leg I, Spurs kalah dengan skor 0-1 dari Ajax Amsterdam, meski bermain di kandang sendiri di Stadion New White Hart Line. Saat laga leg II yang digelar Kamis (9/5) dini hari WIB, Spurs bahkan sempat tertinggal 2-0 dulu sampai pada babak pertama, lewat Matthijs de Ligt menit kelima dan Hakim. Ziyech (35).
Di babak kedua, Spurs mampu bangkit melalui hattrick Lucas Moura yang masing-masing tercipta pada menit 55, 59 dan 90+6. Agregat pun menjadi 3-3, dan Spurs unggul produktivitas gol tandang.
Kapten Ajax Matthijs de Ligt usai laga hanya bisa menggerutu atas kekalahan timnya, meski bermain di kandang sendiri, Stadion Johan Cruijff Arena, Amsterdam.
Dalam laga itu, wasit keempat Deniz Aytekin sebenarnya hanya memberi tambahan waktu babak kedua sebanyak lima menit, dan De Ligt mengkritisi wasit Felix Brych, yang tidak segera meniupkan peluit panjang, sebelum Moura mencetak gol terakhirnya.
“Wasit (Brych-red) bilang, hanya ada satu menit tersisa dan kami sudah tahu kami harus berjuang. Kami kira kami akan lolos ke final, namun akhirnya tidak terwujud. Pertandingan ini kelewat lima detik!” sesal De Ligt, seperti dikutip dari laman resmi UEFA.
Inspirasi
“Kami nyaris lolos ke final. Yang sebenarnya terjadi hanya keheningan total di ruang ganti setelah itu. Namun terlepas betapa menyakitkannya ini, kami telah menjalani perjalanan yang fantastis, dan kami masih bisa menjadi juara di Eredivisie. Dan ini akan sedikit meredakan kekecewaan, setelah gagal lolos ke final Liga Champions dengan sedikit detik tersisa,” tutur dia lagi.
Sementara itu bek kiri Tottenham Hotspur, Danny Rose mengakui, manajer Mauricio Pochettino menggunakan Liverpool sebagai inspirasi bagi tim asuhannya, untuk menyingkirkan Ajax Amsterdam.
Sehari sebelumnya, Liverpool secara luar biasa sukses membalikkan keadaan saat melawan Barcelona, dari kalah 0-3 di leg I menjadi menang 4-0 di leg II.
“Semalam kami menyaksikan Liverpool. Laga itu menunjukkan, semua belum berakhir sebelum benar-benar berakhir. Kami kecewa dengan bagaimana cara kami memulai pertandingan di leg I dan cara kami memulai pertandingan malam ini, Namun setelah jeda, kami tampil habis-habisan,” ujar Rose, seperti dikutip dari Goal International, Kamis (9/5).
“Pelatih (Pochettino-red) menyebut, penampilan Liverpool sungguh luar biasa. Pelatih pun menyatakan tak masalah kami kalah, tapi kami harus kalah dengan cara yang tepat. Kami beruntung bisa lolos, dan kami kini tak sabar bermain di final Liga Champions,” tukasnya.