blank
Menristekdikti Prof Nasir (berdiri di tengah), berfoto bersama para pengurus Masjid Nurul Huda, usai peresmian. Foto: dok

SEMARANG– Membangun sebuah masjid secara fisik merupakan sesuatu yang mudah dikerjakan, tetapi memakmurkan masjid bukan suatu pekerjaan yang mudah untuk dilakukan.

Hal itu seperti yang disampaikan Prof H Mohamad Nasir PhD Ak, selaku Ketua Pembina Yayasan Nurul Huda, yang juga menjabat sebagai Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), dalam acara peresmian renovasi menara dan pengembangan pembangunan Masjid Nurul Huda, di Jalan Parang Kembang Raya, Tlogosari, Semarang, akhir April lalu.

Diungkapkan pula, keberadaan masjid harus bisa diisi dengan berbagai kegiatan guna memakmurkan tempat ibadah bagi umat Islam ini. Di antaranya dengan menggiatakan shalat berjamaah lima waktu, atau mengadakan kajian-kajian ilmiah.

”Bisa juga dengan pendalaman dan pemahaman pembacaan Alquran bagi yang ingin belajar Islam lebih lanjut. Masjid juga bisa memberikan kemanfaatan untuk menyatukan dan mempererat kerukunan bagi umat Muslim dan non-Muslim,” imbuh Prof Nasir.

Prasasti
Dalam acara peresmian itu, ditandai dengan pemukulan rebana bersama-sama dengan Ketua Umum Yayasan Nurul Huda Tlogosari, Ir H Supriyono, dilanjutkan dengan penandatangan prasasti.

Masjid Nurul Huda sendiri mulai direnovasi sejak 2017, dengan membangun mihrab dan menara. Di lingkungan masjid juga ada TPQ dan KB-TK Nurul Huda.

Peresmian renovasi Masjid Nurul Huda ini juga merupakan rangkaian dari kegiatan pengajian Isra Miraj dan menyonsong Ramadan 1440 Hijriah. Hikmah pengajian disampaikan Ustadz H Nur Jadid Setiawan SPd.

suarabaru.id/Riyan