blank
Ketua Umum Jaya Nusa Idham Cholid MSi memberikan potongan tumpeng kepada salah satu tokoh NU KH Subromalisi dalam acara Tasyakuran Sukses Pemilu 2019 di RM Sate Pak Yani Wonosobo. Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka

WONOSOBO-Tasyakuran sukses pemilu 2019 yang dilakukan oleh Jama’ah Yasin Nusantara (Jaya Nusa) di RM Sate Pak Yani Wonosobo, Selasa (30/4), ditandai dengan acara pemotongan tumpeng.

Potong tumpeng dilakukan oleh Ketua Umum Jaya Nusa H Idham Cholid MSi. Tumpeng yang sudah dipotong diserahkan kepada sesepuh Nahdlatul Ulama (NU) Wonosobo, KH Subromalisi, yang juga pengasuh Pondok Pesantren (PP) Al Fallah Binangun Wringinanom Kertek Wonosobo.

Tasyakuran yang mengambil tema “Wujudkan Kebersamaan Tanpa Dendam dan Salah Paham” itu diawali dengan pembacaan Surat Yasin secara bersama-sama. Pembacaan Surat Yasin dipimpin langsung oleh Habib Muhsin Al Athas.

Kegiatan tasyakuran dihadiri oleh tokoh-tokoh penting Wonosobo. Tampak hadir H A Kholiq Arif (mantan Bupati Wonosobo dan mantan Ketua DPC PKB), Afif Nurhidayat (Ketua DPRD yang juga Ketua DPC PDIP), Heru Irianto (Wakil Ketua DPRD dan mantan Ketua DPD Partai Golkar) serta M Fanani (Ketua KNPI Wonosobo).

Terlihat pula duduk di kursi tamu undangan Sarwanto Priadi (mantan anggota F-PDIP DPRD dan mantan Sekretaris Partai Nasdem), Aan Santoso (mantan anggota F-PDIP dan Ketua Perindo), Choirul Anwar (Ketua DPC HIPMI), Agus Wuryanto (Ketua Komunitas Air Gunung), Gusblero (budayawan) dan Dwi Sukatman (Ketua Forum Pemuda Wonosobo).

Ketua Umum Jaya Nusa Idham Cholid mengatakan tasyakuran ini bukan hanya dalam rangka kemenangan salah satu Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) namun syukuran karena pemilu serentak 2019 telah berjalan aman, lancar dan sukses.

“Kemengangan pemilu serentak yang baru kali pertama diadakan ini merupakan kemenangan seluruh rakyat Indonesia. Bukan kemenangan salah satu pasangan Capres dan Cawapres atau salah satu partai politik yang memenangi pesta demokrasi tapi kesuksesan untuk semua,”  katanya.

Kesuksesan dan kemenangan pemilu, tambah mantan Ketua DPRD Wonosobo itu, tidak perlu dirayakan dengan pesta atau hura-hura apalagi melakukan deklarasi kemenangan dengan menggerakan massa. Tapi kesuksesan dan kemenangan pemilu cukup disyukuri dengan pembacaan Surat Yasin.

Menurut Idham yang juga mantan anggota DPR RI ini, jama’ah yasinan merupakan tradisi yang sudah lama dilakukan oleh warga NU di kampung-kampung. Hampir semua warga nahdliyin di nusantara selalu menggelar acara yasinan dan tahlilan setiap malam Jumat sepekan sekali.

“Guna mengetahui siapa pemenang Pilpres dan Pileg secara nasional, tunggu keputusan KPU yang akan disampaikan pada 22 Mei 2019 bertepatan dengan tanggal 17 tamadan saat berlangsungnya peringatan nuzulul Quran. Semua tak perlu gaduh dan risau,”  ajaknya.

Tanpa Ekses

Ketua DPRD Afif Nurhidayat mengungkapkan rasa syukurnya karena perhelatan politik lima tahunan telah dilalui dengan lancar dan aman. Hal itu berkat kesadaran masyarakat dan peserta pemilu dalam ikut menjaga pesta demokrasi berjalan damai dan sukses tanpa ekses.

“Kalaupun terjadi suasana politik yang panas menjelang, saat pelaksanaan dan setelah pemilu terhitung masih dalam koridor yang wajar serta tidak sampai mengganggu keamanan dan ketertiban di masyarakat. Pemilu telah berjalan cukup kondusif,” katanya.

Partisipasi masyarakat di Wonosobo dalam pemilu serentak, disebut Afif, juga cukup tinggi karena mencapai 81 persen. Pada pesta demokrasi sebelumnya baik Pileg, Pilpres, Pilgub dan Pilkada, partisipasi pemilih di Wonosobo hanya mencapai kisaran 70 persen.

”Partisipasi yang tinggi tersebut karena atas peran serta masyarakat, pemerintah, peserta dan penyelenggara pemilu. Antara pemilih, pemerintah, TNI-Polri, penyelanggara pemilu dan partai politik mampu melakukan sinergi yang baik demi suksesnya pemilu,”  papar Afif.

Pihaknya juga mengucapkan terima kasih kepada caleg, tim sukses dan partai politik yang telah bekerja keras memenangkan pemilu. Selamat bagi caleg yang telah terpilih dan akan menjadi anggota DPRD Wonosobo, DPRD Jawa Tengah dan DPR RI maupun Capres dan Cawapres terpilih.

Sementara itu, H A Kholiq Arif menyebut pemilu serentak kali merupakan pesta demokrasi paling rumit dan berat sepanjang penyelengaraan pemilu di Indonesia. Karena ada lima kali coblosan di kertas suara yang harus dilakukan oleh pemilih. Nama calon anggota legislatif yang harus dicoblos pun tak sedikit.

“Pemilu serentak telah menelan korban jiwa cukup banyak. Karena ratusan lebih anggota KPPS, pengawas pemilu dan personil pengamanan pemilu meninggal dunia karena kelelahan. Ke depan Pilpres dan Pileg harus dipisahkan, tidak dilakukan secara bersama seperti yang digelar 17 April 2019 lalu,”  pintanya.

Beberapa petinggi partai politik seperti PSI, Perindo dan Partai Golkar diberi kesempatan untuk memberikan testimoni dan refleksi terkait pelaksanaan Pilpres dan Pileg di Wonosobo. Ketua Partai Gerindra, PAN, PKB dan PPP tampak tidak hadir dalam acara tasyakuran tersebut. SuaraBaru.id/Muharno Zarka