blank

UNGARAN – Lima orang berhelm dan mengenakan masker ala ninja merampok rumah penggilingan padi (selepan) milik juragan  beras, pasangan suami istri (pasutri) paruh baya, di Dusun Terban, RT 02 RW 01 Desa Terban, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Sabtu (27/4) dini hari, sekitar pukul 01.00 WIB.

Korban sampai harus disekap setelah sebelumnya diancam dibunuh menggunakan senjata tajam  berupa samurai.

Pasangansuami-istri  Mulyono (58)  danSumini (53) warga warga Dusun Gantan RT 001 RW 005, Desa Tukang, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Pabelan tak berdaya melakukan perlawanan. Bahkan, keduanya sempat diikat tangganya menggunakan lakban hitam serta mulut juga di bekap. Sumini sempat mengalami cidera mulut, setelah disekap salah satu pelaku dengan cukup kencang.

Pemilik rumah sekaligus saksi korban, Mulyono (58) harus kehilangan sebuah sepeda motor, perhiasan hingga uang tunai dengan total kerugian diperkirakan Rp 30-an juta.

Kasus ini kini dalam penanganan Sat Reskrim Polres Semarang. Bahkan, Resmob Polda Jateng turut turun tangan mem-back-up.

Petugas Gabungan

Sabtu (27/4) malam, kembali petugas gabungan mendatangai tempat kejadian. “Petugas kembali datang tadi malam katanya untuk melengkapi data. Sedangkan, barang bukti yang digunakan pelaku seperti lakban dan senjata tajam milik pelaku tertinggal sudah dibawa polisi siang hari setelah kejadian,” ujar Mulyono saat ditemui di rumah penggilingan padinya sekaligus TKP perampokan, Minggu (28/4) pagi.

Menurut keterangan saksi korban, rumahnya memang sekaligus dijadikan sebagai penggilingan padi. Aktivitas keduanya lebih banyak di rumah selepan tersebut ketimbang di rumah pribadi, yang berjarak kurang lebih 3 km dari TKP.

“Kejadiannya cepat, mengejutkan saya dan istri. Saya juga ‘kok’ tumben tidak dengar apa-apa. Lima pelaku masuk dari angin-angin jendela kamar samping rumah,” ungkap Mulyono, didampingi anak dan istrinya.

Kejadiannya sekitar pukul 01.00 WIB. Pelaku ada lima orang, semua menggunakan helm serta penutup muka masker yang biasa dipake berkendara motor.  Pencurian dengan kekerasan atau perampokan dialami korban dan saksi memang terasa senyap. Selain lokasi jauh dari rumah permukiman warga, saat para pelaku masuk rumah pun kondisi lingkungan pun sepi hanya dikelilingi sawah.

blank
Mulyono (kanan) dan sang istri Sumini (kiri) warga warga Dusun Gantan RT 001 RW 005, Desa Tukang, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Pabelan saat menceritakan kejadian perampokan mereka alami, kepada wartawan, Minggu (28/4). Foto : Ernawaty

Mulyono menceritakan, pelaku membangunkan ia dan istri sambil mengancam dengan senjata tajam (sajam) jenis clurit dan samurai serta contong (alat untuk cek beras yang bagian ujungnya, runcing).

Pelaku meminta dengan paksa korban dan saksi untuk menunjukkan tempat penyimpanan uang. Sedangkan, perhiasan istri korban turut diambil pelaku dengan cara paksa. “Saya dan istri sempat diikat dan dilakban mulutnya di kamar. Saat kami sudah tidak dapat berkutik, lima orang pelaku dengan leluasa mengobrak abrik kamar mencari uang,” paparnya.

Tak berselang lama, para pelaku berhasil menemukan uang tunai Rp 7 juta yang disimpan korban di dalam tas sebagai pembayaran gabah ke sesama petani. Pelaku juga menggasak perhiasan yakni kalung 10 gram senilai Rp 4.5 juta.

Pelaku juga mengambil perhiasan yang kenakan Sumini. “Perhiasan saya ditarik paksa dari tangan. Nilainya sekitar Rp 5,5 jutaan,” ungkap Sumini.

Selain itu, pelaku juga mengambil motor Honda Supra X 125 Nopol H-3721- AMC warna hitam tahun 2018 atas nama Sumini yang terparkir di dalam rumah selepan. “Motor masih kondisi kredit nilainya kurang lebih Rp 10 juta. Total kerugian kurang lebih Rp 30 jutaam,” imbuh korban terdengar lirih, terlihat lesu.

Kasubag Humas AKP Budi Supraptono saat dikonfirmasi Minggu (28/4) pagi mengatakan saat ini masih dalam penyelidikan. “Nanti jika ada perkembangan kami sampaikan.

Suarabaru.id/Erna