blank
MEDIA : Dirut Bulog Budi Waseso (tengah), Komut PT GMM Bachtiar Utomo (kanan), dan GM PT GMM Bambang Subekti (kiri) menjelaskan soal impor pangan pada media. Foto : Wahono

BLORA — Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, membeber bahwa bahan pangan nasional masih mengandalkan impor dari negara lain, sehingga terkesan ada ketergantungan terhadap bebera komoditi.

Komoditi itu antara lain beras, jagung, kedelai, mentega daging, telur, gula, sayuran, bawang putih, buah-buahan, cabai, lada hingga garam.

“Jika terus mengandalkan impor pangan, sama artinya merendahkan harga diri negara,” tandasnya, Kamis (25/4).

Mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) membeber soal impor pangan, di acara Selamatan Giling Pabrik Gula (PG) PT Gendhis Multi Manis (PT GMM), di Desa Tinapan, Kecamatan Todanan, Blora.

Hadir diacara itu, Komisaris Utama PT GMM Bachtiar Utomo, Bupati Blora H. Djoko Nugroho, Direktur Keuangan PT GMM Agus Susatya, Forkompimda Blora, pengurus APTRI Jateng, dan undangan lainnya.

Menurut Buwas, panggilan familier Budi Waseso, negara terpaksa impor bahan pangan, karena produksi bahan pangan dalam negeri tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan.

Sementara potensi kekayaan alam Indonesia sungguh luar biasa melimpah, dan jika dikelola dengan benar, negara ini tidak akan impor pangan dari negara lain.

blank

PG Terbaik

Maka kedepan, lanjutnya, pembangunan pertaniaan yang lebih modern, profesional dan terintegrasi perlu segera diterapkan agar tercipta kedaulatan pangan secara nasional.

Diakuinya, beras masih impor, termasuk untuk keperluan persediaan menjelang Ramadhan dan Idul Fitri.

blank
BARONGAN : Dirut Bulog Budi Waseso (tengah berkacamata) bersama siswa SMP Negeri 1 Todanan, Blora, juara I Festival Seni Barong. Foto : Wahono

“Jika bahan pangan terus impor, Indonesia bisa saja suatu di-embargo pangan oleh negara lain, ini yang perlu kita antisipasi,” ungkapnya.

Dibeber pula, di negara lain satu hektar tanaman padi bisa menghasilan 11-12 ton, kenapa di Indonesia petani hanya bisa panen 5-6 ton saja perhektarnya. Inilah “PR” para pakar pertanian di negeri ini.

Diakuinya, bahwa pangan diproduksi oleh para petani, maka semua pihak harus mendukung dan mensuport petani, menghormati petani serta memotivasinya.

“Petani itu yang memproduksi pangan, maka harus kita semangati, kita dukung, kita hormati agar kedepan negara ini tidak lagi impor pangan,” kata Komjen (Pol) Budi Waseso.

Contoh lain lagi adalah gula, saat ini masih terus impor, padahal potensi sumber daya alam (SDA) negeri ini sungguh luar biasa.

Salah satunya seperti di Blora ada PG milik PT GMM Bulog, PG terbaik dan tercanggih di Indonesia, tapi bahan produksi (tebu) belum tersedia maksimal.

“Makanya, saya berharap Bupati Blora, dan kepala daerah lainnya bersinergi menambah lahan tebu,” tandasnya. (suarabaru.id/Wahono).